"Ladies and gentlemen we have just landed at Soekarno hatta international airport in Tangerang , Welcome to Jakarta"Di terminal bandara, seorang wanita dengan kacamata hitam melangkah sambil menggerek koper putih di belakangnya. Rambut cokelatnya yang panjang tergerai lembut hingga ujungnya menyentuh pinggang,
Dia duduk di kursi yang nyaman, memperhatikan keramaian di sekitarnya sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya. Dengan gerakan yang gesit, ia memilih nomor dalam daftar kontaknya.
Layar ponselnya seketika berubah, menampilkan wajah seorang pria, mengenakan kemeja biru tua.
“Mau kemana?” tanya pria itu dengan kernyitan alis
Sementara itu, ia mengalihkan kamera ponselnya ke arah belakang, mengungkapkan pemandangan di bandara.
"Surprise!" Desisnya dengan suara yang rendah, namun penuh kegembiraan yang sedikit terdengar sarkastik. Kembali ke tanah airnya seorang diri adalah pencapaian yang berhasil ia raih, dan itu terpancar dari ekspresi bahagianya.
“Mira, kamu bohongin saya?”
“I’m not, there's something I need to take care of immediately here” jawab Mira dengan tenang, mengabaikan tatapan panik seseorang disebrang sana.
“Mana Julia?”
Mira menghela nafas Panjang “Still recovering, I'm here alone, Arfan. tolong bilang-“
“Jangan kemana-mana, saya kesana sekarang!” ucap Arfan memotong ucapan Mira dan setelah itu sambungan teleponnya berubah menjadi rewayat percakapan antara dia dan staff eksekutifnya opa.
Tak berlangsung lama, Arfan bersama seorang pria berpakaian hitam di belakangnya mendekati Mira dengan langkah cepat. Pria di belakang Arfan segera meraih kopernya, sementara Arfan menatap dengan ekspresi jengkel sekaligus cemas
Namun mira dengan wajah tenangnya dan seringai tipis, mengulurkan tangannya "How are you doing?"
Arfan menggenggam tangan Mira beberapa saat namun pertanyaan Mira seakan angin berlalu
“Bercanda kamu ngga lucu” ucap Arfan, memasukan sebelah tangannya kedalam saku dan menatap Mira dengan tajam seakan seorang ayah yang sedang memberi peringatan kepada anaknya.
“Saya hubungi Julia kemarin malam, tanya kabar dan kegiatan kamu seharian itu"
"Kalian sekongkol” lanjutnya dengan nada tak terima.
Membiarkan Mira pergi seorang diri adalah tindakan yang melukai atasannya, dan memastikan bahwa Mira selalu dalam keadaan aman adalah tanggung jawabnya.
Karena itu, Arfan selalu memantau aktivitas Mira dari sini melalui orang-orang yang ia pilih atas persetujuan Broto Kusumoatmadja, seorang pengusaha yang bisnisnya telah merambah ke berbagai tempat, menjadikannya salah satu dari sepuluh konglomerat terkaya di negara ini.
“Iya”
iya?
“Jangan di ulangi lagi” peringatnya
Menghela nafas berat, dan mengedikan bahunya, Mira menatap pria itu dengan tenang “I'm not sure, sorry I've caused you any worry”
Arfan mengantar Mira ke kantor, ia melangkah lebih dulu ketika sampai di depan ruangan Pak Broto.
"Pak."
"Meetingnya masih 1 jam, kan?" tanya seorang pria paruh baya di balik mejanya.
Arfan hanya tersenyum sopan sebelum membuka pintu lebar, memperlihatkan Mira yang menyembul kemudian tersenyum penuh menghampiri sang kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Husband (End)
RomanceElmira Knourish Kusumoatmadja, seorang perempuan yang telah memasuki usia dua puluh sembilan tahun, memiliki target untuk menikah yang telah ia susun beberapa tahun lalu. Meskipun ia telah mencoba meminta dijodohkan dengan laki-laki pilihan kakeknya...