"El, nama ig lo" Rijal dengan keringatnya yang masih mengucur di wajahnya menghampiri Elmira tepat samping Arfan
Rijal melirik Arfan dengan senyum lebar "Boleh ya bro" dengan kedutan alis, ia harus meminta izin pada bestinya yang kerap tidak tahu saat di tanya sosial media istrinya.
Wajar, Arfan menikahi perempuan bak princess.
Lumayan nambah kolam
"Ga punya instagram" sahut Elmira meraih tangan suaminnya yang masih lembab akibat permainan futsalnya
Rijal mendengus kesal menatap Arfan "Buat tag foto, Fan, janji kagak follow, nih pasti usernamenya agak aneh aneh nih, makanya susah di ketemuin. Iyakan, suami lo larang-larang?"
Elmira menggeleng pelan "Memang ga punya instagram. Mas Arfan juga ga pernah larang"
Rizal mengerjap cepat "Serius ga punya? IG, FB, TT, X?"
"Dulu ada instagram sama twitter, tapi udah ga pernah aktif lagi, udah lama"
"Kenapa?"
Elmira mengedikan bahu sekali "Just not a big fan of social media"
"Ga liat IG storynya Arfan dong" sahut Rizal menyipitkan mata dengan sorot humor
"Story apa?"
"Ada deh"
"Buat IG dulu sana, entar gue kasih tau"
o0o
Arfan memakirkan mobil di depan rumah dan mematikan mesin dengan gerakan yang tenang dan teratur sementara Elmira sudah melepas seatbeltnya dan melangkah lebih dulu dari suaminya.Ketika Arfan akhirnya masuk ke dalam rumah, dia mendengar suara pintu lemari dapur dibuka, toples dan mangkuk saling berbenturan sementara sang empunya sedang hilir mudik membuka kulkas mengeluarkan bahan-bahannya.
Makan malam masih lama, tapi Elmira sudah menyiapkannya lebih dulu
"Mira, kita baru aja sampai..." Arfan menghampirinya menatap bluberry yang sedang istrinya keluarkan dari wadah "Kamu ga mau istirahat dulu?"
Elmira hanya tersenyum sekilas, tangannya tetap cekatan menuangkan susu kedalam mangkuk adonan "Malam ini aku ada janji mau jengukin Helen ke rumahnya, aku bakal bawa muffin kesukaan dia, siapa tau bisa bantu moodnya jadi lebih baik"
Arfan merasakan ketidaknyamanan berubah menjadi sesuatu yang lebih kuat- rasa kesal yang ia sendiri tidak tahu harus ditujukan kemana. Elmira seolah mengabaikan kegundahan hati yang menguasai hati suaminya. Baginya, ini hanya soal empati kepada temannya, sebuah perhatian kecil yang baginya sangat penting. Tapi bagi Arfan, ini lebih dari sekedar Muffin, ini tentang perhatian istrinya pada sosok yang amat dibencinya, perhatian luar biasa yang tidak layak orang itu dapatkan dari sosok Elmira.
"Kasian dia mas, masih terpukul. Anthony bilang dia nangis terus"
"Kamu mau ikut?" tanya Elmira
"Kamu aja, saya ga ada urusan sama dia" sahut Arfan dengan jengah seraya berbalik
"Baby..."
"Kamu marah?"
Arfan mengehentikan langkahnya "Ngga"
"Kamu kasih aku izin?"
"Ya.. terserah kamu"
Sementara Elmira tengah bersiap, Arfan memasuki kamar dan matanya tertuju pada buku yang ada di sana, buku yang akhir-akhir ini sering Elmira baca. Arfan mendekat, penasaran dentan apa yang sedang menjadi perhatian istrinya akhir-akhir ini. Dia mengambil buku itu dan membaca judulnya "The conscious Parent : Transforming Ourselves, Empowering Our Children"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Husband (End)
RomanceElmira Knourish Kusumoatmadja, seorang perempuan yang telah memasuki usia dua puluh sembilan tahun, memiliki target untuk menikah yang telah ia susun beberapa tahun lalu. Meskipun ia telah mencoba meminta dijodohkan dengan laki-laki pilihan kakeknya...