Elmira meraih buku yang selalu ada di meja samping tempat tidurnya dan mulai membacanya dengan penuh konsentrasi. Dalam 20 menit, dia berhasil meresapi beberapa halaman buku tersebut, memberikan dirinya waktu untuk menikmati momen tenang sebelum memulai hari.Setelah selesai membaca, Elmira mengambil buku catatan kecilnya dan mulai menulis rencana kegiatannya di hari itu. Dia mencatat dengan teliti setiap detail, dari olahraga yang akan dilakukan hingga pertemuan untuk membicarakan projek Elmira mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian olahraga. Dia kemudian pergi ke luar untuk berolahraga, memilih jogging sebagai pilihan paginya.
Halaman rumah yang luas dipenuhi dengan berbagai jenis tanaman yang indah dan rimbun. Suasana pagi itu begitu sejuk dan segar, udara masih terasa bersih. Langkahnya ringan menyusuri jalan setapak yang dipagari oleh rerimbunan bunga-bunga warna-warni. Suara langkah kakinya terdengar jelas di udara sepi pagi itu, diiringi dengan hembusan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan.
Dia melihat sekeliling, memperhatikan keindahan di sekitarnya yang tidak ia temui ditempat tinggal sebelumnya. Siulan burung-burung, suara kuda yang sedang mengunyah, dan gemericik air yang mengalir kearah kolam ikan.
Elmira melihat Opanya sedang memberi makan ikan-ikan Koi kesayangannya. Arfan berada di samping Opanya, mengenakan celana training hitam dan kaus polos berawarna putih, serta memakai topi. Tangannya menggenggam makanan ikan, sesekali opa mengambilnya lalu melemparkannya ke kolam, mereka terlihat begitu asik dalam percakapan mereka, yang sesekali diselingi tawa ceria Arfan dan Opa.
Arfan yang pertama kali menyadari kehadirannya, “Istirahatnya cukup?” tanya Arfan yang terlihat terkejut dengan keberadaannya
“Kenapa sudah beraktivitas? seharusnya kamu masih istirahat!” ucap Opa
"Jetlag, tapi aku udah tidur 5 jam," jawab Elmira, meskipun sebenarnya ia telah minum obat tidur untuk mengatasi jetlagnya.
Dia mendekat ke arah mereka, melihat ikan yang jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya.
“Hari ini cek kesehatan ditemani Arfan ya” kata Opa sambil menumpukan kedua tangannya di tongkat kayu, menghadap Elmira sementara Arfan berada di tengah keduanya, sedikit mundur"Aku sehat-sehat aja, ngapain ke rumah sakit?" Elmira ikut mengambil sejumput makanan ikan yang dipegang oleh Arfan, lalu melemparkannya ke kolam
"Opa khawatir mendengar laporan kamu mual-mual kemarin sore," jelas opa.
Elmira melirik Arfan dengan tajam, sementara pria itu melakukan hal yang sama seolah-olah menantangnya. “Aku udah baikan opa, udah bisa jogging” ujarnya menatap Opa, sedikit kesal
“Bener kamu?” tanya opa sedikit meragukan
“100%"
Opa mengangguk yakin, apalagi cucunya itu baru menyelesaikan olahraga “Hari ini kamu bisa ikut Opa ke Karawang?”
Elmira mengangguk satu kali “Aku udah meluangkan waktu, besok aku harus ke Jogja”
“Mau apa kesana?” Tanya Opa
“Ada projek”
Opa menatap Arfan yang ikut memperhatikan Elmira, mengukur reaksi Arfan yang sepertinya tidak tahu menahu juga
“Arfan sudah kamu kasih tahu?” tanya Opa
“Di projek ini mas Arfan masih orang luar, aku ngga bisa kasih tahu atau mengizinkan Arfan ikut campur kegiatanku” jelas Elmira dengan datar. Terakhir, ia menatap Arfan yang sudah mengalihkan perhatiannya dan melemparkan sejumput makanan ikan
“Opa tetap sipakan orang buat jaga kamu” ucap opa tidak ingin di bantah, lantas ia menepuk bahu Arfan “Arfan, kamu urus semuanya, Opa siap-siap dulu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Husband (End)
RomanceElmira Knourish Kusumoatmadja, seorang perempuan yang telah memasuki usia dua puluh sembilan tahun, memiliki target untuk menikah yang telah ia susun beberapa tahun lalu. Meskipun ia telah mencoba meminta dijodohkan dengan laki-laki pilihan kakeknya...