15. Mr & Mrs

838 98 9
                                    

Elmira dan Arfan memilih untuk melakukan sesi prewedding mereka di sebuah gedung megah yang terletak di Italia. Gedung tua yang klasik memancarkan pesona kuno dengan arsitektur yang anggun dan detail-detail mempesona.

Mereka berpose di sekitar gedung, dibawah sinar matahari yang hangat Elmira mengenakan gaun Beige model wrap dengan detail lipit dibawahnya,  sementara Arfan mengenakan jas berwarna navy

Mereka berdiri di sebuah balkon dimana Elmira memegang railing balkon, menatap kamera dengan senyum anggunnya. Sementara Arfan berdiri disampingnya sambil memasukan salah satu tangannya kedalam kantung celana kemudian tersenyum hangat menatap kamera.

Tidak ada pose yang melibatkan kontak fisik diantara mereka selain memegang bahu Elmira ketika fotografer mengarahkan Elmira untuk duduk sementara Arfan berdiri.

Semua konsep untuk pernikahannya benar-benar di rancang oleh Elmira, bahkan mitos tentang pertengkaran sebelum menikah, hampir tidak pernah di alami kecuali reaksi mamanya yang butuh waktu untuk menerima Elmira.

"Mama ga paham kamu secepat itu berubah pikiran" ucap Mama Ane disebrang telepon, Arfan belum bisa berkunjung ke rumah akibat jadwal kunjungan Broto yang padat di awal bulan sementara keputusan ini harus segera ia diskusikan

"Padahal Mama perhatikan kamu lebih nyaman sama Yunita"

Arfan memijat batang hidungnya dengan sikut yang bertumpu di meja, selama ini Arfan hanya berusaha menghormati mamanya saat dekat dengan Yunita, namun bukan berarti Arfan tidak pernah mencoba untuk menyukai gadis itu, sangat pernah namun semuanya hambar dan tidak berkembang

Kenapa akhirnya Elmira, uluran bantuan Broto terhadap keluarga dan dirinya membuat Arfan sulit menolak tawaran itu meskipun Broto tidak pernah memaksanya. Bersama Elmira, perempuan itu sudah cukup dewasa untuk melakukan hal yang implusif dalam menjalin hubungan.

"Aku lebih pilih Elmira"

"Kamu ga takut Fan kalau suatu saat nanti dia yang berkuasa, seenaknya memperlakukan kamu?"

Semuanya memang tidak ada yang menjamin, namun bolekah ia berharap?

"Mama kejauhan mikirnya"

"Wajar dong mama mikir gitu, Mama takut kamu di campakan lagi hanya karena status sosial"

"Iya, aku paham kekhawatiran mama, mama mau aku bahagia?" 

"Orang tua mana yang kepengen anaknya ga bahagia?"

Arfan tersenyum "Aku akan bahagia sama Elmira, tolong mama restui"

Terdengar helaan nafas panjang mamanya, ia paham keputusannya tidak mudah diterima "Bismillah ya, Fan"

o0o


Elmira membuka pelindung tangannya setelah mencari posisi duduk yang nyaman, keduanya baru saja selesai bermain Ski dan kini sedang menunggu makanan yang telah di pesan.

"Kamu kenapa sih mas ga mau ke Lake Como?"

Arfan terdiam beberapa saat "Pergi kesana enaknya summer"

Elmira terkekeh sambil meliriknya sekilas "Padahal winter juga ga kalah cantik" disaat yang sama pelayan disana menghidangkan pesanannya.

Hari ini adalah hari terakhir mereka di Italy sebelum besok pulang ke Indonesia dan kembali sibuk dengan pekerjaannya, Arfan yang langsung pergi ke Bali dan Elmira yang harus pergi ke Singapore, penerebangan merekapun terpisah, sebelum dua minggu kemudian mereka di pertemukan oleh akad pernikahan, sangat singkat, tapi begitulah Elmira saat berambisi.

Be My Husband (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang