17. First

1K 115 10
                                    


Resepsi pernikahan Elmira dan Arfan diselenggarakan di balai Samudra. Dekorasi ruangan di penuhi dengan bunga-bunga segar yang indah dan hiasan kristal yang bersinar. Palet warna yang digunakan adalah emas, krem, dan putih.

Elmira mengenakan gaun panjang emas yang dilapisi swarovski, sementara Arfan mengenakan jas hitam. Keduanya berjalan beriringan untuk berdansa di tengah penonton.

Sebelah tangan Arfan memeluk pinggang Elmira sementara tangan lainnya menyatu dengan tangan perempuan itu, langkahnya mengikuti irama lagu.

Arfan memutar istrinya dengan lembut di tengah-tengah tarian, membiarkan gaunnya berputar dengan indah. Elmira tersenyum lembut memancarkan kebahagiaan. Kedua tangannya berada di dada pria itu sementara pinggangnya di peluk oleh Arfan.

"Ga perlu cium aku kalau masih belum nyaman" bisik Elmira didepan bibir Arfan.

Sebelumnya mereka mendapat briefing bahwa saat berdansa nanti mereka harus berciuman dan para fotografer akan menangkap moment itu

Arfan enggan menjawab alih-alih mengunci tatapan Elmira dengan intensitas yang menyala.

Elmira terbelak saat merasakan bibir Arfan menyentuh bibirnya dengan lembut dan hati-hati

Telinganya dipenuhi sorak para tamu dan cahaya blitz camera mengabadikan moment itu. Sensasi hangat dan lembut membanjiri hatinya, memenuhi kebahagiaan yang tak terlukisan.

Elmira merasakan detak jantungnya berdegup kencang, tetapi juga merasakan ketenangan yang menyelimuti hatinya. Dia merasa lebih dekat dengan Arfan dari pada sebelumnya, seolah-olah ciuman itu telah membuka lembaran baru mereka. Matanya terus terpaku pada wajah Arfan, mencari ungkapan perasaan dan emosi yang mungkin tersembunyi di baliknya.

"Apa tadi?" tanya Elmira di tengah menikmati hidangannya di meja panjang khusus untuk dirinya dan keluarganya sementara di depannya para tamu undangan sedang menikmati pesta "Kenapa mas Arfan cium aku?"

"Yang larang cium istri sendiri siapa?"

"Bukannya belum nyaman?" Elmira menoleh ke arah suaminya

"Nyicil"

Alisnya berjengit "Maksudnya?" namun Arfan malah mengajak ngobrol mama Ane yang berada di samping kirinya sambil sesekali melahap hidangannya

"Mas"

Elmira tampak kesal melihat Arfan yang sengaja mengabaikannya "Mas Arfan" tangannya menarik lengan Arfan dengan lembut

Arfan menoleh "Hm, apa? mau cium lagi?" tanyanya dengan lembut dengan nada menggoda

"Boleh tapi jangan disini" balas Elmira dengan seringainya

Arfan mendekatkan bibirnya di depan telinga Elmira "Lebih agresif, bisa?" Arfan tersenyum penuh kemenangan saat wajah istrinya memerah dan terdiam kaku

"Am I your first?"

Elmira melipat kedua tanganya seraya menatap Arfan "Iya, kamu orang pertama untuk hal yang selalu aku jaga mati-matian" sahut Elmira dengan percaya diri namun reaksi Arfan di luar dugannya.

Ekspresi wajah pria itu perlahan memudar, matanya terfokus dalam pemikiran yang dalam. Tanpa sepatah kata ia membuang tatapannta dan mengambil segelas air untuk di minum

o0o

Sejak kecil Elmira selalu dibiaskan mengikuti kegiatan sosial Opa nya yang pada saat itu menjabat sebagai ketua partai, melanjutkan pendidikannya di luar negeri tidak membuat kebiasaan itu hilang alih-alih semakin sadar memgenai kehidupan sosial

Be My Husband (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang