"Mas aku mens" ucap Elmira setelah ia menyusul Arfan ke dalam kamarnya, pria itu menoleh menatap perut Elmira sekilas.
"Mau teh hangat?"
Elmira menggeleng "Temenin aku beli pembalut aja soalnya kali ini kecepetan, aku ga bawa banyak persediaan"
Kebetulan Arfan berencana pergi ke ATM bersama Elmira. Alih-alih mobil, Arfan menggunakan nmax milik Bi Rika karena beberapa tempat untuk siraman sudah di tempati kursi hingga untuk keluar masuk mobil sepertinya tidak kondusif.
Elmira menatap ragu Arfan yang berada di motor lengkap dengan helmnya "Aman, kan, mas?" tanya Elmira yang belum pernah sama sekali naik motor
"Aman, sini, pake dulu helmnya"
Elmira menunduk dan pasrah saja ketika Arfan memasangkan helm dan memastikanya terkunci. Tatapannya turun ke jaket miliknya yang dipakai Elmira, memastikan bahwa istrinya itu mensletingkan jaketnya dengan benar, Arfan mengangguk dan mengisyaratkan Elmira untuk segera naik
"Kaki kamu disitu" Arfan mengarahkan letak kaki Elmira seharusnya bertumpu
"Munduran dikit" lagi-lagi Elmira mengikuti arahannya
"Pegangan" tangannya memegang kedua bahu Arfan mirip seperti ia sedang membonceng bapak-bapak
"Pinggang saya Mira" namun Elmira menyentuhnya seperti saat Arfan memegang pinggang Elmira ketika dansa di acara resepsi, merasa gemas, Arfan menarik tangan Elmira agar melingkar di perutnya.
"Ini bukan pegangan, tapi pelukan" ucap Elmira menumpukan dagunya di pundak Arfan "Kalau mau aman posisinya harus seperti ini ya?"
"Tergantung siapa orangnya"
Mereka melaju dijalanan pedesaan, udara pagi yang segar menyambut mereka. Pemandangan sawah hijau yang luas terbentang di kanan dan kiri jalan. Beberapa petani terlihat sibuk bekerja, memakai topi caping. Dikejauhan terlihat pegunungan yang biru berkabut.
"Aku ga bisa bayangin kalau kamu sama bang Rizal pake motor berdua kayak gini"
Arfan terkekeh, membayangkannya saja sudah geli "Paling kalau naik motor dia ga pegangan atau pegang pundak saya"
"Gimana kalau dibelakang itu teman perempuan mas Arfan, mau disuruh peluk gini juga?"
"Dulu pernah, tapi mereka udah sadar diri dengan pegangan ke handle belakang motor"
"Kenapa aku ga disuruh begitu?"
"Karena ini pertama kalinya kamu naik motor"
"Jadi kalau siapapun yang belum pernah naik motor, kamu suruh posisinya gini?"
"Ga mungkin"
"Terus?"
"Saya lebih pilih pake mobil kalau itu urusan penting yang melibatkan saya dengan teman"
"Jadi cuma aku yang disuruh peluk gini?"
"Karena kamu istri saya, Mira"
"Kalau aku naik motor lagi terus bukan kamu yang bawa, boleh?"
"Don't you dare. Sekalipun Niken yang bawa motornya"
Elmira tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya, menghirup aroma aqua dan citrus yang melekat pada tubuh suaminya
Sesampainya di supermarket, Elmira turun dari motor dan mengisyaratkan Arfan untuk membuka helmnya.
Mereka berjalan beriringan menuju ATM yang berada di supermarket, Elmira membiarkan suaminya melakukan transaksi
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Husband (End)
RomanceElmira Knourish Kusumoatmadja, seorang perempuan yang telah memasuki usia dua puluh sembilan tahun, memiliki target untuk menikah yang telah ia susun beberapa tahun lalu. Meskipun ia telah mencoba meminta dijodohkan dengan laki-laki pilihan kakeknya...