Suasana pagi itu di meja makan terasa hangat dengan aroma makanan. Opa, sambil meraih sambal kacang untuk dituangkan ke gado-gadonya, bertanya pada Arfan, "Sudah ada kabar dari George?"
Arfan menjawab dengan tenang, "Keputusannya diumumkan siang ini.”
“El, sudah kamu pastikan detail mesinnya?” Elmira, yang sedang menuangkan ayam ke atas buburnya, menoleh ke arahnya.
"Iya, detailnya sama seperti projekku sebelumnya. Sejauh ini belum ada masalah," tambah Elmira, matanya terarah pada Arfan yang sedang memotong pancake di seberang meja.
"Arfan, kapan kita bisa bertemu dengan Pak Burhan?" tanya Elmira, berharap permintaannya untuk bertemu di luar jam kantor disetujui.
"Hari pertama WFO” jawab Arfan
“Pak Burhan masih sibuk dengan penelitiannya," lanjutnya
Opa menyela, "El, ngomong-ngomong Arfan lebih tua dari kamu”
"Oh ya, beda berapa tahun, Mas?" tanya Elmira dengan menatap hazel Arfan sembari menarik sudut bibirnya tipis, ia tahu bahwa ucapan Opanya merupakan sindiran halus
"Lima tahun."
“Inget ngga, dulu kamu sering minta Arfan masak nasi goreng buat kamu" ucap Opa yang melihat interaksi cucu dan stafnya terlihat kaku
"Ingat," jawab Elmira sambil mengangguk dua kali, memincingkan mata seakan membayangkan masa lalu
"Waktu itu mas Arfan pulang dari sekolah, mampir dulu ke rumah. Waktu makan siang bersama, mas Arfan makan sisa bekalnya." Jelas Elmira
Lama sebelum ini, Elmira sudah mengenal Arfan yang pada saat itu menjadi salah satu anak yang dibantu oleh Opa. Mereka beberapa kali bertemu di rumah. Pada saat itu, Elmira masih berumur 10 tahun dan memanggil Arfan dengan sebutan 'kakak'.
Hidup di luar negeri membuat Elmira terbiasa memanggil nama seseorang tanpa memperhatikan perbedaan usia, sehingga dia merasa sedikit kaku jika memanggil Arfan dengan sebutan kakak.
“Kalau masih ingat kenapa seperti orang asing?" sahut Opa menatap keduanya bergantian
0o0
Elmira menghentikan langkahnya saat ia merasa tidak enak karena terpikirkan satu barang, lantas ia meletakan tasnya dan membukanya, mengecek barang-barang yang berada di tasnya
Dompet
Handphone
Hand sanitizer
Ipad
Make up
Jelly
Hanya enam macam, bukannya tujuh macam?
Suplemen?
Elmira ingin membalikan tubuhnya untuk kembali ke kamarnya berniat mengambil suplemen namun seseorang mengulurkan satu box suplemen vitamin, ia menaikan tatapannya dan terlihat Arfan dengan kemejanya yang berwarna putih, menatapnya datar “Mas yang ambil ini di kamar?” tanya Elmira menerima suplemennya
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Husband (End)
RomanceElmira Knourish Kusumoatmadja, seorang perempuan yang telah memasuki usia dua puluh sembilan tahun, memiliki target untuk menikah yang telah ia susun beberapa tahun lalu. Meskipun ia telah mencoba meminta dijodohkan dengan laki-laki pilihan kakeknya...