27. END

2K 109 7
                                        

Ketika Arfan sedang dalam perjalanan meeting, istrinya mengabari mampir ke rumah keluarganya dan kemungkinan ia akan pulang terlambat karena harus bertemu dengan klien di sebuah hotel bersama timnya.

Jadwal istrinya cukup padat hari ini, tapi Arfan senang karena Elmira mau menyempatkan waktunya untuk mampir ke rumah keluarganya.
Jadi, biarkan malam ini Arfan menyiapkan makan malam untuk sang istri.

Selain nasi goreng, masakan favorite Elmira adalah sup ayam kampung, Arfan belum pernah membuatnya karena itu ia menghubungi juru masak di rumah Opa untuk menanyakan resep sup ayam kesukaan istrinya.

Saat Arfan menuangkan taburan bawang di atas supnya, suara langkah kaki terdengar

"Hei" ia menoleh dan mendapati istrinya sedang melangkah menghampirinya

Elmira tersenyum "Masak apa?" ia mendekat dan mengintip menu yang di buat suaminya, bersamaan dengan itu Arfan memeluk pinggang istrinya.

"Sup ayam, belum makan malam, kan?"

Elmira menggeleng pelan

"Duduk gih, saya siapin dulu" perintah Arfan yang langsung dipatuhi sang istri

Arfan menuangkan supnya untuk Elmira bahkan minumannya ia siapkan, Elmira mengucapkan terima kasih sebelum menikmati sup ayam buatan suaminya yang cukup enak.

"Gimana tadi ketemu mama?" tanya Arfan memecah keheningan, istrinya itu tampak lelah hingga tak biasanya pendiam seperti ini

Elmira mengangkat wajahnya "Seru," ia mengguk kecil dengan tatapan sedikit kosong "Aku di kasih liat foto-foto masa kecil kamu" lanjutnya setelah menangkup sendok dan garpunya sedangkan suaminya sudah selesai lebih dulu

"Mama emang suka koleksi foto"

"Termasuk kamu, mas?" Elmira menatap lurus suaminya

"Not really, hanya moment-moment tertentu"

"Termasuk foto USG janin" ucapnya pelan namun penuh penekan diiringi tatapanya yang mulai menajam

Arfan diam dengan rahang yang ketat seakan baru menelan pil yang pahit

"Bukan mama yang kasih liat, tapi aku ga sengaja temuin foto itu di tumpukan buku kamu" Elmira melipat kedua tangannya di meja "Itu Helen, ya?"

Arfan mengangguk kaku "Ya, hampir menjadi ayah kalau janin itu ga di gugurin" bisiknya pahit

Arfan membuka pintu kamar sembari membawakan sarapan yang ia buat sendiri untuk sang kekasih, tiba-tiba saja Helen memintanya untuk membuatkan waffle sebagai menu sarapan. Tiba di kamar, kekasihnya itu tak berada di ranjang seperti terakhir kali, lantas Arfan menaruh piring serta jus di meja kemudian mencari Helen.

"Sayang..." panggilnya

Pintu kamar mandi terbuka dan ia melihat pantulan Helen sedang menunduk dan memuntahkan isi perutnya.

"Hei... kenapa?" tanya Arfan khawatir dan membantu Helen dengan memijit tengkuknya

"Mual Fan" sahutnya seraya membasuh bibir dengan terengah

"Sejak kapan?"

"Ngga tau, tiba-tiba aja mual"

"Sejak kapan kamu mual seperti ini?" tanya Arfan serius dan hal itu membuat Helen terdiam

Arfan berharap dugaannya salah dengan kondisi mual Helen saat ini, kekasihnya itu mengeluhkan bahwa setiap pagi ia sering kali mual dan semoga saja keluhan itu hanya masuk angin atau bukan kondisi kesehatan yang serius.

Be My Husband (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang