5. Kado ulang tahun

740 97 1
                                    


Mas Arfan?

Elmira terbangun dari mimpinya dengan napas tersengal-sengal. Mimpi yang memperlihatkan dirinya bersama Arfan menikah masih terpatri jelas di ingatannya, membuatnya terduduk sejenak di tepi ranjang.

kenapa mas Arfan ?

Tiba-tiba perutnya bunyi, pantas saja, ia tidak menyentuh hidangan apapun di pesta ulang tahunnya selain mencicip nasi tumpeng satu suap, Dia tahu kalau tidak segera diisi, lapar itu akan mengusik kembali tidurnya.  Elmira menyingkap selimutnya kemudian memutuskan untuk membuat jus penghilang rasa lapar.

Sesampainya di dapur kotor, Elmira melihat punggung yang sama seperti dalam mimpinya,  Arfan sedang berdiri di depan meja. Dilihat dari gerakannya, pria itu sedang sibuk mengaduk sesuatu, dari aromanya tercium aroma kopi

Suara langkah seseorang membuat Arfan  menoleh, mendapati Elmira yang mengenakan gaun tidur satin berwarna emas berjalan mendekatinya

"Butuh apa?" tanya Arfan, suaranya terdengar lebih hangat

"Pisang," jawab Elmira datar, fokus pada tujuannya.

Terdengar suara batuk yang terdengar dibuat-buat dari seseorang,

Mano, ajudan Opa datang dari arah pintu yang terhubung dengan kolam renang, ia menatap Elmira sembari menyengir menyapanya dengan canggung "Mbak" 

"Kenapa?" tanya Elmira, merasa aneh dengan batuk Mano.

"Ngga, mbak, anu... pisangnya sisa satu punya bang Arfan," jawab Mano menunjuk salah satu pisang yang berada di meja

"Yaudah, saya mau apel aja," serunya sambil melangkah ke arah kulkas

"Saya bantu siapin ya, mbak," tawar Mano dengan antusias dan menghampirnya segera

"Ngga usah, istirahat aja," tolak Elmira

"Masih kepagian mbak kalau kita tidur jam segini" sahut Mano

"Terus ngapain aja?" tanya Elmira sembari menimang apa saja yang ia bisa racik menjadi jus

"Kadang masih tugas, curcol kerjaan, main musik, saya pinter nyanyi lho mbak, bang Arfan yang ngegitarnya, kalau sekarang nonton bola, Arsenal Liverpool, mbak pegang mana nih?"

"Arsenal" jawab Elmira sekenanya

Mano berdecak kecewa "Kirain Liverpool. di rumah ini berarti cuma 3 orang yang Arsenal, mbak El, bang Arfan sama pak Broto"

"Heran kok pada tahan ya" gumam Mano lebih pada dirinya sendiri, lantas Mano mengambil gelas, seperti niat sebelumnya ke dapur

"Mau nobar bareng mbak?" tanya Mano sembari meringkus satu toples cemilan yang berada di kabinet

Elmira tersenyum singkat lantas menggeleng "Saya ngga mau begadang"

"Kalau gitu, saya tinggal ke belakang dulu ya mbak" samar-samar Mano berbicara pada Arfan tentang nobarnya, namun pria itu menghampiri Elmira

"Makan aja," Arfan mengulurkan pisang yang tersisa.

"Ngga, itu udah jadi milik kamu," sahut Elmira, hanya dengan meliriknya

Be My Husband (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang