16. Mari

793 111 4
                                    


Sebelum menikah mereka telah sepakat untuk tinggal di rumah Arfan, sekalipun setelah akad nikah yang seharusnya menginap di hotel  bersama keluarga lainnya.

Semua ini atas usulan Elmira yang ingin menginap di rumah Arfan dengan status yang resmi menjadi suami dan istri alih-alih kamar hotel yang sudah di hias romantis sedemikian pula

Usai membersihkan diri di kamar mandi luar kamar, Arfan duduk diatas ranjang sembari bersandar di headboard, menunggu Elmira, jemarinya sibuk membalas beberapa pesan ucapan selamat.

Lebih dari lima belas menit Arfan berkutat dengan gawainya, bahkan masih sempat membuka akun instagram dan membalas banyak DM. Namun Elmira tak kunjung keluar, padahal istrinya itu setengah jam lebih dulu membersihkan diri dari pada Arfan.

Seorang Elmira tidak mungkin gugup di malam pertamanya, bukan?

Disaat yang sama pintu kamar mandinya terbuka, menampilkan tubuh ramping sang istri yang kini di balut oleh baju tidur satin berwarna hitam, yang sangat kontras dengan kulit cerahnya

Baju tidur itu menjuntai tak sampai lutut hingga memperlihatkan kaki jenjangnya, ini pertama kalinya Arfan melihat Elmira berpenampilan cukup terbuka dengan hanya mengandalkan tali spaghetti yang melingkar bahunya.

Elmira terlihat sangat mempersiapkan diri untuk menghabiskan malam yang panjang bersamanya. Namun apakah Arfan sanggup? 

"Kamu hampir satu jam di kamar mandi" ucap Arfan melepas kaca matanya kemudian di taruh di nakas beesamaan dengan ponselnya 

Elmira berdegung sambil memakai jubah tidurnya setelah menaruh mukena kedalam lemeri "I've struggled to fix my hair and ensure that no make up on"

"Kamu bisa minta bantuan saya"

"Thanks for asking" lalu ia menyingkap selimut dan langsung merebahkan diri samping Arfan, memeluk ujung selimutnya. Bukankah perempuan itu seharusnya duduk, tersenyum canggung dengan semburat merah atau mungkin melakukan Flirting alih-alih bersembunyi di balik selimut dan bersiap tidur

Merasa di perhatikan Elmira menoleh "Mas Arfan kenapa belum tidur?"

"Bukannya harus malam pertama disini?"

"Iya ini kan udah malam pertama disini" ucapnya  mengerjap bingung

"Ini yang kamu maksud malam pertama?"

"Mas Arfan nangkapnya apa?"

"Having sex

Elmira terdiam sebentar kemudian duduk sebelah Arfan "Mas Arfan udah nyaman sama aku?" tanyanya dengan halus dan pelan

Arfan menarik nafas dalam-dalam, matanya memandang ke arah lain

"Gapapa kalau bukan sekarang, kita ngga mungkin melakukan itu saat salah satunya masih belum nyaman, bukan?" gumamnya disertai dengan senyuman lembut yang semakin membuat Arfan merasa bersalah

"Ga masalah kalau seandainya malam ini kita melakukannya, bagaimanapun juga kamu berhak mendapat nafkah biologis dari suami, kamu siap?" Arfan sendiri sangat siap jika harus memberikan nafkah biologis pada istrinya malam ini meskipun ia harus lebih bekerja keras untuk bisa menerima Elmira seutuhnya.

"Sebetulnya aku lebih siap kalau Mas Arfan berusaha nyaman dulu sama aku, that's make me much more comfortable and appreciated"

Wajah Arfan yang tadinya tegang dan gelisah kini tampak lebih lembut, perlahan sudut bibirnya terangkat. Ia mengelus rambut Elmira penuh apresiasi

"Jadi, batasan apa yang harus aku jaga kalau mau sentuh mas Arfan?"

"Just do what you need to do" tangannya menarik lembut bahu Elmira agar masuk kedalam dekapannya "Walaupun saya belum nyaman, saya milik kamu, Mira"

Be My Husband (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang