• ⟡ 「 𝟑𝟗 - 𝐒𝐞𝐫𝐛𝐮𝐤 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 」 ⟡ •

1K 151 21
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

"Uhm.. kapan-kapan main lagi yuk! Aku baru kali ini ni dapat lawan yang tangguh!" Ucap Blaze semangat.

"Tapi.. bukankah anda membenci saya?"

Deg!

Perkataan Halilintar itu membuat Blaze sontak terdiam seribu bahasa.

"A-Ahh.. nggak kok!" Jawab Blaze gugup.

'Tunggu.. kenapa aku bilang nggak? Aku kan masih benci sama dia woi!!' Batin Blaze berteriak.

Halilintar yang mendengar perkataan Blaze pun langsung tersenyum manis. Sangat manis sehingga Blaze yang melihatnya pun tertegun.

"Terima kasih.. saya pikir.. anda akan terus membenci saya.." Ucap Halilintar pelan tetapi masih bisa didengar oleh Blaze.

Blaze pun seketika terdiam, ini pertama kalinya ada orang yang berterima kasih padanya. Selama ini, Blaze selalu saja membuat masalah dan bersikap kurang dewasa.

Jadi jarang ada orang yang berterima kasih padanya. Kalo ada pun, itu pasti dengan nada mengesalkan kalo kata Blaze.

"Uhm.. y-ya!" Jawab Blaze gugup.

'Perasaan apa ini? Kenapa aku malah mau menerima dirinya? Apa yang terjadi padaku? Apakah aku mulai menerima dirinya sebagai kakakku?'

"Blaze? Ada apa?" Tanya Halilintar yang membangunkan Blaze dari lamunannya.

"Ah tidak! Bukan apa-apa!"

"Tidak usah bohong pada saya! Anda sedang punya masalah kan?" Ucap Halilintar yang membuat Blaze kembali bungkam.

"Ada apa? Katakan saja!" Lanjut Halilintar sembari mengelus lembut kepala Blaze.

Blaze pun seketika tersentak, ia menatap Halilintar dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Saya tau kalo saya ini bukan siapa-siapa anda, tetapi biarlah saya menjadi rumah anda! Saya memang tidak punya hubungan apapun dengan anda, tapi biarlah saya mendengar cerita anda!" Ucap Halilintar datar, tapi terkesan lembut bagi Blaze.

"Saya ingin anda tak menyembunyikan apapun.. Blaze.." Lanjutnya dengan nada sendu.

Blaze pun tak merespon, ia larut dalam pikirannya sendiri.

'Kenapa begini? Kenapa ia mirip sekali dengan dirimu kak? Kenapa?'

'Apakah kak Hali segitu lamanya pergi, sehingga ada orang lain yang mirip dengan dirinya muncul?'

'Apa aku mulai bisa menerima orang ini sebagai pengganti kak Hali?'

Pikiran Blaze benar-benar seperti benang kusut sekarang. Ia tak pernah berpikir sekeras ini sebelumnya. Bahkan Halilintar yang mengelus kepala Blaze saja tersentak.

'Ehh? Kok kepalanya Blaze kayak panas ya?' Batinnya bingung.

"Blaze? Anda baik-baik saja?" Tanya Halilintar khawatir.

"..."

"Blaze?"

"..."

"Uhm.. Blaze Fire Elemental?"

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang