Malam ini Bravaska sister dan juga Tasya sedang makan malam bersama di Home Stay."Besok kita kemana?" Tanya Zee memecahkan keheningan.
"Pantai aja" Jawab Shani.
"Wah seru, nanti aku mau berenang di laut. Mau main pasir juga." Ucap Christy excited.
"Aku juga mau main Jet Ski." Timpal Chika.
"Boleh kok boleh, sekarang cepetan habisin makan malam nya. Abis itu kalian tidur" Ucap Shani.
Mereka pun segera menyelesaikan makan malam nya dan kembali ke kamar masing-masing.
𝙆𝙖𝙢𝙖𝙧 𝙎𝙝𝙖𝙣𝙞 & 𝙏𝙖𝙧𝙖
"Kamu yakin ngebiarin Tasya tidur sendiri ci? Aku takut dia kenapa-kenapa" Ucap Tara.
"Aku juga mikir gitu. Tapi Tasya ga akan mau kalau kita suruh buat tidur di kamar kita" Jawab Shani.
"Yaudah kita aja yang tidur di kamar dia" Ucap Tara.
"Boleh juga, yaudah yuk ke kamar Tasya" Ajak Shani.
Shani dan Tara pun pergi ke kamar Tasya.
Shani mengetuk pintu kamar Tasya.
Tak lama kemudian si pemilik kamar pun membukakan pintu."Eh Ci Shani sama Ci Tara, ada apa ci?" Tanya Tasya.
"Boleh kita masuk dulu?" Pinta Shani.
"Eh boleh ci" Jawab Tasya mempersilahkan mereka masuk.
"Jadi ada apa malem-malem Ci Shani sama Ci Tara ke kamar aku? Ada yang harus aku kerjain?" Tanya Tasya.
"Ga ada" Jawab Tara.
"Terus?" Tanya Tasya heran.
"Aku sama Tara malem ini mau tidur disini ya" Jawab Shani.
"Hah? Tidur disini? Emang kamar kalian kenapa? " Tanya Tasya lagi.
"Kamar kita ga kenapa-kenapa, justru kamu yang kenapa-kenapa" Jawab Tara.
"Duh apa sih, aku ga paham" Ucap Tasya.
"Malem ini kita mau nemenin kamu tidur disini. Kamu kan masih sakit, takut nanti malam kamu sakit lagi" Ucap Shani menjelaskan maksud dan tujuan diri nya dan juga Tara.
"Astaga cici, aku udah baik-baik aja kok. Kalian ga perlu sampe tidur disini, kasur nya kecil ci. Mana muat buat ber tiga" ucap Tasya.
"Muat kok" Jawab Shani.
"Tapi ci... "
"Ga ada tapi-tapi an dan ga ada penolakkan" Ucap Tara dengan nada dingin.
Tasya yang mendengar itu pun menjadi menciut."Huft yaudah okey kalian tidur disini" Ucap Tasya Pasrah.
Mereka bertiga pun merebahkan diri di kasur dengan posisi Tasya di tengah sedangkan Shani dan Tara di posisi kanan dan juga kiri.
Shani dan Tara sudah tertidur, tetapi Tasya masih terjaga. Ia takut jika diri nya tertidur dan bermimpi hal yang ia takut kan dan membuat Shani dan juga Tara curiga.
Tasya pun bangkit dari tidur nya dan berjalan menuju balkon, ia duduk di bangku sambil menikmati dan memandangi langit malam.
"Pah mah, aku kangen kalian." Ucap Tasya menitikkan air mata.
"Maaf aku belum bisa jujur dan maaf kalo aku belum bisa kasih tau yang sebenarnya ke merek" Ucap Tasya.
"Kasih tau apa sya?" Tanya Shani yang tiba-tiba berada di belakang Tasya.
Shani yang terbangun melihat kesebelahnya yang hanya terdapat Tara. Ia pun bangun dan mencari Tasya. Shani melihat pintu balkon yang terbuka dan berjalan menuju balkon.
"Ehh itu eumm anu bukan apa-apa kok ci" Ucap Tasya gugup.
Shani pun duduk di bangku yang berada di sebelah Tasya.
"Kamu ngapain malem-malem disini? Angin malem ga bagus sya" Ucap Shani.
"Aku ga bisa tidur ci" Jawab Tasya.
"Kamu abis nangis?" Tanya Shani yang melihat sisa air mata pada wajah Tasya.
"Engga kok ci, ini kelilipan aja. Banyak debu" Jawab Tasya yang langsung menghapus sisa air mata pada wajah nya.
"Kalau ada apa-apa. Kamu bisa cerita ke cici. Cici udah anggep kamu kayak adek sendiri. Cici akan siap dengerin semua cerita kamu. Jangan pendem semua nya sendiri dan bikin kamu jadi sakit" Ucap Shani.
Tasya hanya bisa terdiam ketika mendengar ucapan Shani.
"Cici mau tanya boleh?" Ucap Shani.
"Boleh ci" Jawab Tasya.
"Di klinik kemarin, dokter bilang kamu punya Trauma. Trauma apa sya?" Tanya Shani.
Tasya kaget dengan pertanyaan Shani dan hanya bisa diam membisu.
"Eumm maaf. Maksud cici nanya hal ini karna biar bisa ngejaga kamu dari hal-hal yang buat Trauma kamu kambuh. Maaf kalo cici ga sopan nanya kayak gini. Kalo kamu ga mau jawab gapapa kok" Ucap Shani Tak enak.
Tasya menoleh ke arah Shani lalu tersenyum.
"Makasih cici udah peduli sama aku. Tapi sekarang belum saat nya aku cerita dan kasih tau tentang hal itu. Maaf ya, suatu saat nanti pasti cici tau" Jawab Tasya.
"Gapapa kalo emang kamu belum mau cerita, tapi kalo kamu ngerasain hal-hal yang buat kamu jadi takut dan ga enak. Kamu bisa bilang cici ya" Ucap Shani.
"Iya ci" Jawab Tasya.
"Yuk masuk, kita tidur" Ajak Shani.
Tasya dan Shani pun merebahkan diri dikasur dan mulai memasuki alam mimpi.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐚𝐫 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐢𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐉𝐮𝐠𝐚 𝐂𝐡𝐢𝐤𝐚.
Chika sudah terlelap sedari tadi. Sedangkan Gracia masih terjaga.
"Ck pake gabisa tidur segala" Omel Gracia.
"Ke kamar cici aja deh" Monolog Gracia pada diri nya sendiri.
Gracia pun keluar kamar lalu menuju kamar Shani dan Tara.
Ia masuk tanpa mengetuk pintu dan melihat kamar kedua cici nya itu kosong. Gracia pergi ke kamar mandi untuk mengecek apakah salah satu cici nya berada di kamar mandi. Namun ia juga tak menemukan keberadaan cici nya disana."Cici kemana sih" Ucap Gracia kesal lalu pergi keluar.
Saat ia berjalan dan melewati kamar Tasya. Entah kenapa diri nya ingin sekali masuk ke sana. Tanpa permisi Gracia membuka pintu kamar Tasya.
Dan ia melihat kedua cici nya sedang tertidur di bersama Tasya dan memeluk Tasya.Air mata Gracia pun turun melihat hal itu. Ia langsung pergi keluar tanpa menutup kembali pintu kamar.
Ia berjalan dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya.
Gracia duduk di bangku taman yang berada di halaman homestay.Gracia kini merasa marah, kesal sekaligus sedih.
Ia merasa cemburu dengan kedekatan Tasya dan kedua cici nya."Kenapa kalian deket banget? Bahkan Ci Tara pun keliatan deket banget. Aku yang dari dulu selalu berusaha deket sama ci Tara tapi selalu gagal" Ucal Gracia sendu.
"Mah pah, gege kangen kalian. Kenapa kalian harus pergi secepat ini? Gege masih butuh kalian." Ucap Gracia menangis.
Setelah puas menangis, ia pun kembali masuk ke dalam.
Gracia duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Mata nya sudah terlalu mengantuk dan tak bisa melanjutkan langkah untuk kembali ke kamar.
Akhirnya Gracia tertidur di sofa Ruang Tamu.𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜...
Halo, aku up lagi nih hihihi.
Maaf kalo banyak typo nyaa.
Semoga suka yaaa.
Jangan lupa vote nyaaaaa.