CHAPTER 34

2.8K 290 8
                                    

Pagi hari...

Kini Bravaska Sister dan juga Tasya sudah siap berangkat ke sekolah,kecuali Chika. Karna mulai hari ini ia akan belajarbdari rumah sampai masalah ini selesai.

"Kita berangkat dulu ya dek,kamu hati-hati di rumah. Ucap Shani kepada Chika.

"Siap cici" Jawab Chika.

"Kamu gapapa dirumah sendiri?" Tanya Tasya.

"Gapapa kok kak. Lagian aku ga sendiri kok. Kan banyak yang kerja di di sini" Jawab Chika.

"Kalo ada apa-apa langsung hubungin kita ya" Ucap Tasya.

Chika pun mengangguk lalu mencium tangan Cici-cici nya. Namun saat ia ingin mencium tangan Gracia. Gracia langsung masuk mobil begitu saja.

Chika menunduk sedih dengan sikap Gracia yang berubah sejak berita tentang diri nya beredar.

Tasya yang mengerti pun mengelus punggung Chika.

"Kita berangkat dulu ya" Ucap Shani lalu mulai melajukan mobil nya. Begitu pun dengan Tara dan Tasya yang mengikuti dari belakang dengan mengendarai motor.

Chika pun masuk ke dalam rumah. Sebenar nya ia sangat bosan di rumah. Kakak-kakak nya tidak memanggil guru private untuk Chika belajar dirumah karna teman-teman Chiks menawarkan diri untuk mengajarkan pelajaran yang sudah di ajarkan ketika pulang sekolah.

Di Sekolah

Tasya berjalan sendiri menuju kelas. Banyak sekali omongan-omongan tak enak kepada diri nya karna ia membela Chika kemarin. Tasya mencengkram kedua telapak tangan nya Namun Tasya berusaha menahan emosi, ia terus berjalan dan mencoba untuk tak memperdulikan semua omongan-omongan itu. Sesampai nya di kelas Tasya langsung duduk di tempat duduk nya. Banyak mata yang tertuju kepada nya, banyak juga yang berbisik tentang diri nya.

Tasya lebih memilih tertidur dengan posisi kepala diatas meja.

BRAKKKKKKK.

Tasya terbangun karna ada seseorang yang menggebrak meja nya. Orang itu adalah Aran, cowo yang sekelas dengan Chika.

"Mana sepupu lo yang murahan itu?" Ucap Aran.

Tasya diam tak menjawab, ia berusaha menahan emosi nya.

"Kenapa diem aja?kemana dia? Gue mau sewa dong?" Ucap Aran.

"Bacot" Jawab Tasya malas, lalu kembali meletakkan kepala nya di atas meja.

"Ama om-om aja mau, mending sama gue sini yang masih muda. Gue sama temen-temen gue mau pake sepupu lo itu sampe puas" Ucap Aran.

Tasya bangkit berdiri dari duduk nya. Ia menatap Aran dengan tatapan tajam.

"Jaga mulut lo" Ucap Tasya dengan wajah yang emosi dan juga mata yang merah.

"Kenapa? Dia kan murahan. Sekali murahan akan tetep murahan" Ucap Aran yang di akhiri dengan tawa, teman-teman dan para murid yang ada di kelas pun ikut tertawa.

BUGHHHHH.

Tasya meninju wajah Aran sampai pria itu terjatuh. Aran mengelap area hidung nya yang mengeluarkan darah. Ia pun bangkit lalu menghampiri Tasya.

PLAKKKKKK

Aran menampar wajah Tasya. Lalu ia memegang dagu Tasya dan mengarahkan wajah Tasya untuk menghadap ke arah nya.

"Berani lo sama gue? Lo ga tau kalo bokap gue adalah donatur terbesar di sekolah ini. Gue ga akan segan-segan ngeluarin lo dan sepupu lo yang murahan itu" Ucap Aran.

Tasya tersenyum smirk lalu menghempas kan tangan Aran yang memegang dagu nya. Tasya memegang kerah baju aran lalu meremas nya.

"Mau lo anak presiden pun, gue ga akan peduli" Ucap Tasya lalu mendorong Aran hingga ia menabrak meja dan terjatuh.

HOME SWEET HOME (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang