Nonton Persib

31 0 0
                                    


Persib, mungkin sudah tidak asing lagi terdengar oleh orang-orang yang tinggal di Bandung & Jawa Barat. Umumnya, Persib memiliki pesona tersendiri Bagi "mereka" yang merasakannya, ya konteks kata "mereka" disini tentunya adalah para pecinta Persib atau biasa disebut bobotoh. 

Menjadi bobotoh tentunya bukan merupakan sebuah pilihan, namun adalah sebuah takdir, mengapa disebut takdir? Ya, tentunya karena semua itu tumbuh alami tanpa paksaan, dengan melihat keluarga & lingkungan sekitar yang juga bobotoh & sering menceritakan sepak terjang Persib di per-sepak bolaan Indonesia. 

Lambat laun rasa mencintai Persib itu tumbuh alami dengan sendirinya. Dan mungkin karena itu, hampir setiap orang yang mencintai Persib pun tidak tahu kapan persisnya ia menjadi seorang bobotoh, termasuk saya sendiri. Seingat saya, benih-benih kekaguman dan cinta pada sosok Persib itu mulai ada ketika saya masih duduk di bangku SD di kota Bandung & kebetulan dari SD saya juga merupakan penggemar sepakbola. Saat saya duduk di bangku SD kelas 6, saya mulai lebih sering mengamati sepak terjang Persib lewat siaran televisi bahkan tak jarang pula hanya melihat dari cuplikan di media online.

Malam mulai larut, udaranya dingin menusuk tulang. Sesekali angin bertiup menambah dingin suasana. Orang-orang lebih memilih tinggal di dalam rumahnya, bergelut dengan sarung dan selimut ditubuh. Di tambah dengan minuman hangat, guna mengusir hawa dingin yang mulai menyerang.

Dinginnya malam tidak mematikan niat saya untuk datang menonton pertandingan final liga Indonesia antara Persib melawan Persipura. Kedatangan itu untuk menyaksikan pertandingan sepak bola yang akan di siarkan nanti di stasiun TV swasta di negeri ini.

Saya dan teman-teman itu, bukannya tidak memiliki TV di rumah, tetapi untuk siaran sepak bola ini tidak bisa ditangkap, karena di acak alias tidak memiliki siaran penerimaan, namun untuk siaran lain kecuali bola penerimaannya sangat baik.

"Apa boleh buat, semuanya harus di jalani demi sebuh hobi." Desah saya dalam hati.

"Ya, jarang-jarang lihat Persib masuk Final, dulu aja tahun 1994/1995 saja saya belum lahir." Kata teman-teman

Siaran pertandingan sepak bola itu baru di mulai jam 9 malam, dan itu di teruskan dengan 2 pertandingan selanjutnya. Sehingga diikuti terus akan sampai jam 4 subuh hari.

Bagi Saya dan teman-teman, begitu juga dengan Duloh, tidak ada masalah dalam begadang asal dapat menyaksiakan laga tim kesayangannya bertanding.

Demikianlah para penonton sepak bola itu, bukan Duloh dan teman-temannya saja. Tetapi kejadiaan semacam ini juga merambah hampir keseluruh orang di daerah ini. Dan juga menjamur ke seluruh daerah. Menjadikan mereka demam bola.

Pertandingan di mulai Persipura mengambil inisiatif serangan lebih awal, dan berbuah manis lewat gol cepat Kabes pada menit 5.

Pada pluit babak pertama dibunyikan oleh wasit, tim Persipura langsung mengambil inisiatif untuk serangan cepat ke jantung pertahanan Persib, hasilnya di menit ke 5′ Persipura berhasil unggul melalui umpan jauh yang di arahkan pada Ian Louis Kabes dan dilesakkan ke gawang I Made Irawan sehingga ber buah gol, 1-0 untuk Persipura.

Ketinggalan skor, Persib Bandung mencoba membangun serangan, namun selalu gagal dan tim Persipura makin mendominasi permainan di tengah lapangan.

Jelang waktu babak pertama habis, pemain Persipura di ganjar kartu merah karena pelanggaran mengganjal salah satu pemain Persib di depan gawang namun masih di luar kotak pinalty.

Persib Bandung akhirnya mampu menyamakan kedudukan melalui gol bunuh diri pemain Persipura, berawal dari tendangan bebas yang di eksekusi olah Firman Utina sehingga terjadi kemelut di depan gawang Persipura dan akhirya berujung dengan gol bunuh diri yang tidak di sengaja oleh pemain persipura yang bernama Imanuel Wanggai di menit 45′.

Hingga jeda turun minum babak pertama, skor imbang 1-1.

Di babak kedua Persib Bandung menerapkan strategi serangan cepat, hingga hasilnya di menit 52′ M. Ridwan berhasil menjebol gawang Persipura, dan tim Persib berganti unggul dengan skor 2-1.

Persipura dan Persib sama-sama jual beli serangan, Persipura yang bermain dengan 10 pemain harus pontang-panting menghadapi Maung Bandung.

Persib Bandung tidak ingin melepaskan kesempatan baik ini, terus menggempur serangan ke jantung pertahanan Persipura dan mengurung permainan.

Persib ke asyikan menyerang, hingga pertahanannya sedikit lengah, sehingga di menit 79′ Boaz Solossa berhasil menyamakan kedudukan, skor menjadi imbang 2-2.

Sampai babak kedua berakhir, tidak ada lagi gol yang dicetak oleh kedua tim, sehingga dilanjutkan ke babak extra time 2×15 menit.

Di babak extra time pertama dan kedua juga tidak ada gol yang tercipta, maka kedua tim dipaksa untuk memainkan drama adu pinalti.

Babak adu pinalti dimenangkan oleh Persib Bandung dengan skor 5-3, karena penendang ke empat Persipura gagal memasukkan bola ke gawang, sebab berhasil ditepis oleh kiper Persib I Made Irawan.

Pemain persipura yang gagal menyarangkan gol ke gawang Persib di babak pinalti adalah pemain pengganti Imanuel Wanggai di menit 95′ yang bernama Nelson Alom.

Drama adu penalti dimulai dengan baik oleh Konate Makan yang menjadi algojo pertama Persib, kemudian setelah kapten Persipura Boas Solossa sukses mengeksekusi tendangan penalti berturut-turut Ferdinand Sinaga, Ferinando Pahabol, Tony Suycipto, Robertino Pugliara dan Supardi Nasir juga melakukan tugas dengan baik.

Petaka menghampiri Nelson Alom, tendangannya ke arah kanan gawang bisa diantisipasi Made Wirawan, sebelum akhirnya Ahmad Jufriyanto memastikan kemenangan Persib.

Kemenangan itu memupus19 tahun tanpa Juara Persib Bandung. Persib akhirnya juara Liga Indonesia, itumerupakan sebuah kebahagiaan saya, saudara, dikampung dan daerah lainnya.

Perbedaan Penuh Warna: Antologi Cerpen Kelas XII IPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang