Nirwana Semesta yang Tertutup Kasih

6 0 0
                                    

Namaku Lestari Nadia Putri, nama ketiga yang dipilih setelah beberapa kali mengubah nama pada Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, adikku laki-laki bernama Muhammad Khoirul Adzam Putra jika kalian merasa orangtuaku memberi sepasang nama maka jawabannya "iya" lucu bukan aku putri dan adikku putra. Aku sekarang sudah kelas 12 IPA 2 di sekolah SMAN 1 Surade dan sekolah favorit pastinya dan aku bangga belajar di sekolah yang lebih dikenal dengan sebutan "SMANIS" ini.

Jika kalian bertanya siapa nama orangtuaku aku tidak akan memberitahu itu karena aku tidak mau kalian tahu nama orangtuaku. Biarku deskripsikan saja sifat-sifat mereka, dimulai dari ayahku tapi sebenarnya saat aku mendeskripsikan tentang ayah aku bingung karena mungkin akan membutuhkan banyak waktu untuk bisa mendeskripsikan ayahku, yang pasti ayahku adalah sosok lelaki sejati, berwibawa, dan sangat panutan.

Yang selanjutnya adalah ibuku, ibuku pastinya segalanya bagiku tidak ada yang bisa menggantikan ibuku. dia akan marah jika aku berbuat berlebihan dan dia juga akan marah jika aku berbuat setengah-setengah, ia juga tidak akan membiarkanku tidur lebih dari jam sembilan malam karena dia orang yang sangat disiplin dan keras.

Kedisiplinan yang dia tanamkan padaku ialah saat yang lain baru belajar dan tidak terbiasa melakukan sesuatu maka aku harus sudah mulai belajar dan terbiasa melakukan hal itu.Dia juga sangat keras saat mengajarkan sesuatu terhadap sesuatu,semisalnya saja saat aku mulai belajar mengaji atau membaca pasti saja sesudahnya aku menangis,karena dia akan mencubit,memukul,atau menjewerku saat aku susah untuk bisa membaca ataupun mengaji.Tidak ada yang bisa aku lakukan jika ibu sedang marah kepadaku, selain diam dan menundukan kepala dalam-dalam,saat kalian mungkin saja akan melawan, aku taada daya dan upaya untuk bisa melawan karena akan sangat panjang pula sesi ceramah yang akan dikeluarkan nantinya.

Jika kalian pernah merasakan bagaimana sakitnya di banding-banding dengan anak tetangga, maka aku juga pernah merasakannya dari sinilah kejadian besar yang membuat aku dengan berani melawan dengan berbicara bernada tinggi untuk yang pertama kalinya kepada ibuku.

"sekarang bukan tentang apa dan siapa yang menunggu tapi apa pantas kau ditunggu"

Disuatu pagi yang cerah saat aku berada dirumahku di daerah Cimahpar, saat suasana liburan yang sangat damai tanpa ada rasa lapar ataupun haus yang mendera aku sedang bersantai di kasur ku yang tercinta karena tak ada rasa nyaman yang hakiki selain dikamar.terdengar ada orang yang mendekat dikamar dan aku langsung bisa memprediksi bahwa akan ada yang mengganggu hari bersantaiku.

"Kakak bisa tolong bantu ibu?"ucap ibuku diluar kamar.

"Iya, ini aku sedang mengerjakan tugas dulu sebentar"ucapku yang sedang bermalas-malasan.

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN...........

"Kak, ibu bilang apa tadi ? cepat sekarang kemari dulu!"ucap ibu dengan nada bicara yang meninggi.Aku langsung menghampiri karena aku yakin ibu sudah sangat marah.

"Ada apa ibu?"ucapku malas.

"Kenapa sih disuruh kemari aja harus sangat lama sekali?"ucap ibu.

"Tadikan kakak bilang lagi ngerjain tugas bu"

"Mengerjakan tugas apa pada hari libur? belajar bohong kamu"ucap ibu meninggi. "Tugas bahasa indonesia,tugas literasi mau ibu dibilang bohong juga gak apa-apa"ucapku dengan nada ketus.

"Lihat tuh anak ibu santi itu udah rajin, baik, ramah, kalo disuruh itu cepet dikerjainnya, Sedangkan kamu diem aja dirumah kayak yang enggak ada kegiatan bermanfaat, kamu ibu sekolahin itu buat bisa sosialisasi sama tetangga, pake dong apa yang kamu dapet disekolah itu.percuma ibu sekolahin kamu kalo kelakuan kayak gitu "ucap ibu

Perbedaan Penuh Warna: Antologi Cerpen Kelas XII IPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang