• ⟡ 「 𝟒𝟐 - 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 」 ⟡ •

1.1K 151 15
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡


Reverse ternyata menyambar handphone miliknya yang dipegang oleh Halilintar. Halilintar pun menoleh dengan tatapan tanda tanya pada Reverse.

"Dia lagi muji kamu loh!" Ucap Reverse rada kesal.

Halilintar yang mendengarnya pun langsung menatap Lunar. Jujur saja, ia sebenarnya tak terlalu mendengar apa yang baru saja Lunar katakan. Ia terlalu fokus pada handphone milik Reverse.

"Hm.. terima kasih.."

Halilintar hanya menjawab dengan singkat. Hal itu membuat sebuah perempatan muncul dipelipis Reverse. Oh ayolah, tidak perlu sesingkat itu kan?

"Sudah tak apa Reverse!" Ucap Lunar yang sadar bahwa Reverse akan segera memarahi Halilintar.

"Hahaha.. aku minta maaf atas nama Al ya, Lunar! Dia memang seperti itu jika pertama kali bertemu!" Ujar Kira'na.

"Aku jadi bingung.. darimana kau dapat ahli strategi yang sedingin kulkas ini?" Tanya Kuputeri tiba-tiba.

"Ah.. dia sendiri yang datang!l!"

"Ehh.. dia sendiri yang datang?" Beo Amato.

"Iyaa.. waktu it-"

"Ekhem.."

Ucapan Kira'na terpotong oleh batuk palsu yang dibuat oleh Halilintar. Ia pun seketika juga menatap tajam Kira'na.

"Semuanya.. saya tau kalo kalian semua ingin mengobrol lebih lanjut, tapi bisakah kita melanjutkan dulu pembicaraan tentang organisasi itu? Kita juga harus membicarakannya di ruangan lain!" Ucap Halilintar sopan.

"Al.. tenanglah.. mereka tak akan tau apapun yang akan kita lakukan.." Ucap laksmana Tarung yang mencoba untuk menenangkan Halilintar.

"Oh.. benarkah?" Halilintar seketika berdiri. Membuat mereka semua menatapnya dengan bingung. Ia kemudian merogoh ikat pinggangnya, mengambil belati putih dari situ. Semuanya pun tersentak.

'Apa yang ingin dia lakukan?' Itulah pertanyaan dari batin mereka semua.

Halilintar berjalan menuju dinding, ia meraba dinding itu dengan tangan kirinya.

"Ketemu.." Gumam Halilintar sembari tersenyum tipis. Ia pun kemudian mengangkat tangan kanannya yang memegang belati, dan..

Srukk!

Mereka semua membulatkan matanya tak percaya. Halilintar menusuk dinding besi itu dengan belatinya. Kuat

"Ehh? Apa yang kau lakukan Al?!" Tanya Amato bingung.

Halilintar pun tak merespon, ia mengambil satu belati lagi dari ikat pinggangnya. Kemudian menggunakannya itu untuk menusuk-nusuk dinding di sekitar belati pertama.

"Woiilahh kak Al! Kalo mau menggambar jangan disitu! Di kertas woy!" Teriak Blaze yang langsung mendapatkan tatapan datar dari semua orang.

"Ish.. kau ni!" Gumam Ice sembari menepuk jidatnya.

Halilintar pun masih tak merespon. Ia terus menusuk disekitar belati pertamanya itu.

Bisa dibilang dinding itu cukup tebal, tapi percayalah. Itu bukan berarti bahwa 'sesuatu' tak bisa bersembunyi dibaliknya.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang