"Apa yang akan kau nyanyikan hari ini, dear?" tanya Christina lembut, mulutnya membentuk senyuman. Rambut perempuan itu dalam posisi sleek seperti video musiknya bersama A Great Big World di Say Something. Aku merasakan diriku tersenyum balik dan duduk di kursi yang mirip kursi bar, agak jauh di depannya.
"Have You Ever Seen The Rain. Mohon bantuannya." Aku menunduk dan mengatupkan tangan. Setelah dia menggumamkan 'itu lagu keren, silahkan mulai', aku pun menegakkan leher kembali dan mulai bernyanyi.
"Someone told me long ago
There's a calm before the storm,
I know;
It's been comin' for some time. "Aku bisa melihat Pharrell menggumamkan sesuatu ke Christina. Perempuan berambut pirang itu mengangguk.
"When it's over, so they say,
It'll rain a sunny day,
I know;
Shinin' down like water."Simon memberiku senyuman lebar. Aku tersenyum, menekan nyanyianku pada chorus.
"I want to know, have you ever seen the rain?
I want to know, have you ever seen the rain
Comin' down on a sunny day? "Aku menatap keempat juri yang kelihatan menikmati lagunya, lalu tersenyum.
"Yesterday, and days before,
Sun is cold and rain is hard,
I know;
Been that way for all my time.
'Til forever, on it goes
Through the circle, fast and slow,
I know;
It can't stop, I wonder."Adam membiarkan dirinya bergumam kecil. Aku nyengir, dia mengedipkan mata nakal.
"I want to know, have you ever seen the rain?
I want to know, have you ever seen the rain
Comin' down on a sunny day?"Aku menarik nafas dan menyanyikan, "Yeah!" yang termasuk lirik dari lagunya. Aku tersenyum dan menatap sekitaran. Pharrell bahkan menutup matanya, mengetukkan jari ke udara seolah dapat mendengar drum bersuara. Aku tertawa kecil, membiarkan diriku hanyut dalam lagunya.
Ketika menyanyikan lagu ini, aku jadi ingat dimana aku mendengarkan stereo lama yang diputar Mum setiap pagi. Aku membantu Mum memotong sayuran, membuat sup. Lagu Rod Stewart yang catchy selalu membuatku otomatis menggumamkan penggalan lagunya. Sekarang, aku sibuk dengan X Factor. Stereo itu bahkan sudah hilang dari tempatnya; disumbangkan untuk nenek yang malas menonton televisi.
"I want to know, have you ever seen the rain?
I want to know, have you ever seen the rain"Aku masih mengingat terakhir kali kepalaku ada di pangkuan Mum, bercanda tentang monster kue dan pisang yang terkupas dalam sebuah acara kartun. Itu terjadi ketika usiaku 8, ketika semuanya masih baik-baik saja. Aku menutup mata, menarik nafas.
"Comin' down on a sunny day? "
"Woo!" Teriakan histeris Adam membuatku terjaga lagi. "Kau benar-benar akan mengguncangkan panggung!"
"Aku literally ada di panggung, Adam." Aku terkikik. Aku memang sedang berada di panggung, dimana ketika acara sudah usai dan semua tamu sudah hilang. Seperti biasa, aku bertanya apakah aku boleh latihan di depan panggung dengan komentar-komentar mereka. Jadi aku berusaha memaksimalkan penampilan latihanku. Tidak ada yang masih latihan setelah pentasnya, hanya aku. Teman-teman lain sudah kembali ke hotel mereka, lebih baik lagi, rumah atau apartemen. Ada beberapa staff masih berkeliaran, dengan walkie talkie, memastikan semuanya sudah selesai. Aku membiarkan mataku menatap sekitaran, tersenyum dan mengangguk pada setiap orang.
YOU ARE READING
Magic \\ Calum Hood
Fanfiction"Kau percaya sesuatu tentang sihir, Ocean?" "Tidak." Ocean menggeleng, menjauhkan perhatian dari bukunya. "Memang kenapa?" Alice menyeringai, mengeratkan tangan Calum di sekitar pinggangnya. "Dia seperti sihir bagiku; Calum Hood." __ © Stupidnyan...