10. Taktik

148 14 4
                                    

💙Happy Reading💙

Nana baru saja bersiap dengan seragamnya karena jam sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi.

Ia menyiapkan tas dan bergegas ke sekolah namun meninggalkan ponselnya begitu saja.

"BIK YEN AKU BERANGKAT YA! ASSALAMU'ALAIKUM"

Nana berlari ke arah motornya dan langsung tancap gas menuju sekolah.

~30mnt kemudian

Nana berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah tutup.
"Sialan, gue telat!"

Nana melihat satpam yang berjaga lewat.
"PAK! PAK BUKAIN DONG"

Pak satpam pun mendekat.
"Aduhhh maaf neng, bapak gak bisa... kan udah ada protokol nya, jam 07.30 gerbangnya udah harus di tutup"

Nana pun mencari ponselnya, hendak menelpon mara namun ia tak bisa menemukan ponselnya dimana pun.

Nana menepuk jidatnya.
"HP nya ketinggalan lagi"

Nana menggigit jarinya tidak tau harus berbuat apa. Ia benar-benar harus masuk ke sekolah untuk misi nya yang penting, ia tidak bisa menemukan hari yang lebih baik dari hari ini.

"Siapa yang telat?"
Suara seseorang mengalihkan atensinya.

Seorang siswa muncul dengan wajah penuh wibawa.

Nana menyadari bahwa almamater yang di kenakan siswa itu adalah almamater OSIS.
"Emmm maaf kak... aku telat"

Siswa tersebut mendekat.
"Buka pak!"

Satpam pun menurutinya.

Nana pun di bawa oleh siswa tersebut ke sisi lapangan bola.

"Keliling lapangan!" titah siswa tersebut.

"Berapa?" tanya nana.

"20x" ucap siswa tersebut seraya tersenyum miring.

Nana menghela napas. Awalnya ia berpikir akan mendapatkan tugas mengesalkan seperti membersihkan toilet atau gudang, ternyata hanya tugas sepele.

"Oke!" pekik nana.

Siswa itu terkejut. Sungguh, sebenarnya ia tidak serius mengatakan hal itu.

Namun belum sempat menghentikannya gadis itu sudah melepas tasnya dan berlari mengelilingi lapangan.

"Waduh... mampus anak orang" gumam siswa tersebut mulai waswas.

1 putaran...
2 putaran...

7 putaran...
8 putaran...

"KALO CAPEK BERENTI AJA!" teriak siswa tersebut pada nana.

Nana mengangkat jempolnya.
"AMAN!"

Ia pun melanjutkan lari nya hingga tak terasa sudah 19 putaran.

Siswa tersebut melongo tak percaya karena nana bahkan tidak terlihat kelelahan sedikit pun. Bahkan tempo larinya sama sekali tidak berubah sejak putaran pertama.

"Selesai!!" Pekik nana tepat di hadapan siswa itu.

"H-hah? I-itu serius...?" tanya siswa itu.

Nana mengangguk.
"Boleh ke kelas sekarang?"

NANAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang