13. Rencana awal

134 10 2
                                    

💙Happy Reading💙

"KEBAKARAN!!!"

Nana, mara dan cika yang bereaksi paling cepat menoleh ke arah kantin yang terbakar.

"Kok bisa?" kaget farah.

"Ya bisa lah! Kalo yang kebakaran itu kelas kita baru lo kaget" kesal lennie.

Drrrrrtttttttt

Pesan masuk secara bersamaan di ponsel mereka.

"Seluruh siswa di harapkan berkumpul di aula gedung dua" baca farah.

"Gak seru ahh" ujar cika.

Nana menatap ponselnya dengan santai mengetik beberapa kata kemudian menyimpannya kembali.

"Lo gak takut, na?" tanya kinal.

Nana menggeleng.
"Api nya kan jauh dari sini"

Kinal berpikir sejenak.
"Bener juga"

Kepala mara muncul dari belakang kinal menatap nana dengan penuh tanya.

Keduanya saling berbicara lewat pandangan.

"Kita duluan ya!" pamit mara menarik nana untuk pergi.

"EH, KALIAN MAU KEMANA?" panggil cika.

"SELEBRASI" sahut mara.

.
.
.

~Di kantin

Api menjalar ke seluruh penjuru kantin dalam waktu singkat.

Nana dan mara berlari ke arah kumpulan api yang semakin membesar.

"Gimana?" tanya mara.

"Mereka di sini" ujar nana.

"Oke kalo gitu gue--" ucapan mara terpotong.

"Uhuk uhuk T-tolongin gue hiks..."

Keduanya terdiam saling menatap.
Secara bersamaan mereka menatap pintu kantin yang sudah terbakar.

"Masih ada orang di dalam!" bisik nana.

"Gimana nih? Rencana kita..." bisik mara.

Nana berpikir sejenak melirik ke arah tembok dimana target mereka bersembunyi.

"Lakuin aja tugas lo!" ujar nana.

"Maksud lo? Kita tinggalin aja siapapun yang masih di dalam sana?" protes mara.

"Gak! Gue yang bakal masuk"

"Setuju!"
Mara dengan tekad yang kuat tidak akan ragu dengan perkataan nana.

Mara pun berbalik dan lari ke arah target mereka berpura-pura seakan ia sudah tau sejak awal lokasinya.

BUGH

"Shhh" mara meringis karena bukannya menghantam orang, dia malah menghantam tembok.

"Bagaimana lo bisa tau?" tanya seorang pemuda yang wajahnya tertutupi oleh masker.

NANAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang