22. Pulang

109 7 0
                                    

💙Happy Reading💙

Nana turun dari pesawat tanpa membawa apapun di tangannya. Ia dengan wajah murung berjalan dengan langkah pelan.

"Kenapa?"

Nana tersentak menatap ayahnya.

Kenzo menatap putrinya dengan datar. Kedua tangannya kini memegang koper dan tas ransel milik nana.

"Ayo cepat pulang!" ujar kenzo.

Nana menghela napas kesal.
"Iya, yah"

Drrrrrtttttttt drrrrrtttttttt

Nana membuka ponselnya dan terlihat ia mendapat panggilan telpon dari mara.

"Halo"

"Nana! Lo udah nyampe?"

Nana menyerit.
"Kok lo tau?"

"Tanya itu nanti aja... Lo bisa keluar gak?"

Nana menoleh ke arah sang ayah.
"Mustahil"

"Hah? Kenapa?"

"Gue gak bisa jelasin sekarang, intinya kalian harus datang ke mansion gue sekarang!!" ujar nana dengan nada di pelan kan.

"Apa sih? Ada ap--"

Tutt

Nana segera memutus panggilan tepat saat kenzo berbalik menatapnya.

"Siapa?" tanya kenzo.

"Mara... katanya dia sama zena mau main ke mansion" ujar nana dengan wajah tegang.

Kenzo pun terdiam menatap nana membuat nana sejenak menahan napasnya.

"Yaudah, boleh"
Setelah mengatakan itu kenzo kembali melanjutkan jalannya.

Nana pun bisa bernapas lega.
"Selanjutnya gue harus ingat kalo gue gak boleh buat ayah marah lagi" batinnya.

.
.
.

~Mansion azilly

Nana membuka pintu mansion dan di sambut oleh mara dan zena yang sudah berada di ruang tamu bersama si kembar zaren dan varen.

"Nana! Ya ampun lo gapapa?" tanya zena panik karena melihat wajah murung nana.

Nana memasang ekspresi masam kemudian berbalik menatap pintu.

Mara, zena dan si kembar pun ikut menatap ke pintu. Tepat saat itu, kenzo masuk bersama beberapa orang yang membawa barang.

"Om kenzo?!" ujar mara, zaren dan varen.

"Hah? Siapa?" gumam zena.

"Bokap nana" bisik mara.

Zena menatap wajah kenzo dan nana bergantian. Berapakalipun ia lihat, keduanya sama sekali tidak mirip. Satu-satunya yang sama hanya warna mata mereka saja.
"Halo om saya zena, temennya nana"

Kenzo mengangguk dua kali.

Zena yang hanya mendapat respon kecil itu pun mendadak merasa hawa dingin menghembus di sekitarnya.

"Kalian berempat siapa?" tanya mara pada empat orang lainnya yang tengah mengangkat barang.

"Bodyguard baru! Salam kenal" jawab aizar dengan PD nya.

Mara mendekatkan wajahnya pada nana.
"Jawab pertanyaan gue, mereka... anggota militer ya?" bisiknya.

Nana menghela napas kemudian menatap mara.

NANAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang