25. Acara

108 7 2
                                    

💙Happy Reading💙

Nana, mara dan zena sudah bersiap dengan gaun mereka.

Sebentar lagi acara akan di mulai dan entah mengapa pikiran ketiga gadis itu masih terpaku pada cerita semalam.

"Malam itu untuk pertama kalinya phoniex menangis, tak ada yang pernah membayangkan sebelumnya seorang anak harus memimpin sendiri eksekusi dari ibu kandungnya"

"Semua orang yang berada di aula itu sampai sekarang masih mengingat tatapan mata seorang ibu yang penuh dengan penyesalan... dan om masih ingat betul seberapa hancur phoniex saat itu ketika dia menangis dan berteriak keras... itu juga menghancurkan hati semua orang yang melihatnya"

Ketiga gadis itu kompak menghela napas kemudian saling menatap satu sama lain.

"Nana, mara.... apa gak lebih baik kita pikirin lagi rencana gila kita?" tanya zena.

Sebelumnya mara dan bara berpikir untuk membuat keributan besar dengan membuat nana dan azka berpelukan di tengah aula, melepas rindu karena lama tidak bertemu dan menciptakan kesan dramatis kemudian saat kenzo mengamuk semua teman nana dan azka akan berlari ke arah achernar dan meminta restu mereka untuk kedua insan itu.

"Gue rasa... achernar gak seburuk itu sampe kita harus bikin drama besar ini hanya demi restu" lanjut zena.

"Achernar adalah orang-orang yang gak percaya cinta... hanya anayla satu-satunya yang waras dan memiliki cinta... tapi seiring berjalannya waktu mereka berubah jadi orang-orang yang sangat bahagia saat melihat dua cinta saling bersatu" ujar andra sembari terkekeh mengingat perjuangan para pasangan achernar.

"Achernar adalah orang-orang yang sangat bahagia melihat dua cinta saling bersatu" ujar zena lagi.

"Lo bener... drama ini hanya akan membuat mereka malu, yang ada bukannya restu kita malah dapat masalah baru" ujar mara.

Nana menatap bayangannya di cermin.
"Gue bakal dapatin restu itu!! tanpa drama, tanpa air mata dan tanpa membuat masalah"

Nana pun berdiri tegak.
Gaun itu tampak sangat menyatu dengan warna kulit nana. Nana tampak menawan dengan tatapan mata penuh tekad.
"Ayo pergi!"

Ketiga gadis itu pun berjalan dengan pemikiran yang lebih jernih dari sebelumnya.

.
.
.

~Aula pesta

Nana, mara dan zena tiba bersama kenzo di sana.

Ketiga gadis itu menghela napas pelan kemudian berjalan ke tengah aula.

Di sana azka dkk melihat mereka.
Bara pun tersenyum bersemangat.

"Ayo azka! Lo--"
Azka menahan lengan bara membuat bara terdiam.

Bara pun menoleh ke arah nana, mara dan zena.

Ketiga gadis itu menggeleng pada mereka.

"Kenapa? Rencana nya gak jadi?" bisik fajar.

"Udah gue bilang, ini rencana yang buruk" bisik levan.

Azka menatap mata nana. Tatapan mereka saling bertemu tapi tak ada yang ingin mengambil langkah terlebih dulu sebelum sebuah tubuh menghalangi tatapan mereka.

NANAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang