11. Tentang levan

165 10 6
                                    

💙Happy Reading💙

Di sebuah ruangan gelap dengan satu pencahayaan yang sedikit redup, terdapat seorang gadis yang terikat pada sebuah kursi tahanan dengan penuh luka.

"Winata danandra... siapa lo sebenarnya?" tanya levan seraya memegang kertas berisikan data mengenai gadis yang di kenal dengan nama wina.

Wina menatap levan dengan tajam tanpa menjawab pertanyaan itu.

Levan sudah mencari tau fakta tentang wina sejak pertama kali ia mencurigai wina mengenai meja nana yang di coret-coret, dan fakta yang paling menarik adalah wina ternyata memiliki seorang wali yang terkenal sebagai salah satu petinggi mafia vederjazz (musuh azka dkk) bernama Gionino.

"Dari awal gue udah curiga kalo dia itu gak rabun! Nih, buktinya kacamata ini cuma antiradiasi dan bukan khusus rabun jauh" jelas fajar.

Dugh
"Diem lo! Bukan itu yang harusnya lo pertanyakan!!" kesal deo melempar sebuah botol berisi setengah air ke arah fajar.

Fajar pun hanya mengusap lengannya yang terkena lemparan dan menatap deo dengan polos.

Azka yang berada di pojok ruangan hanya berdecak kesal.

"Masih gak mau bicara?" bara mendekat dan mencengkam rahang gadis itu.
"Apa tujuan lo sebenarnya? JAWAB!!"

Wina menatap bara.
"Kenapa gue harus jawab pertanyaan lo? silahkan... siksa gue sepuas kalian"

Bara menghempas wajah wina dan memasang raut wajah kesal.

"Dikabulkan!"
Satu kata itu keluar dari mulut azka dengan entengnya kemudian meninggalkan ruangan itu.

Bara, levan, fajar dan deo saling menatap satu sama lain.

"Siapa yang mau lakuin?" tanya fajar.

"Gue atau lo?" tanya levan pada bara.

Levan peka jika bara sangat ingin melampiaskan amarah nya yang sudah tidak bisa terbendung lagi.

Bara bersmirk.
"Gue boleh lakuin apapun kan?"

Deo dan fajar bergidik ngeri.

"Terserah, asal gak mati" ujar levan seraya berjalan keluar ruangan di ikuti deo dan fajar.

.
.
.

~Di sisi lain

Di lain tempat nana dan mara sedang asik bersantai di kamar nana seraya bergosip ria.

"Jadi lo sebenarnya suka sama azka?" tanya mara yang sedikit terkejut.

"Iya" jawab nana dengan lempeng.

"Ya ampun, na... lo jujur banget"

Nana mengangguk dan tersenyum bangga pada kejujurannya.

"Tapi gue heran deh... kok azka gak pernah nembak lo, ya? padahal udah bertahun-tahun dia nungguin lo"

Nana mendelik.
"Lo nanya gue, trus gue nanya siapa?"

Mara menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kenapa gak lo aja yang nembak?"

Nana memutar bola mata malas.
"Kalo gue yang ngomong, ntar image cewek polos gue ilang lah!! yang bener aje"

"Rugi dong" Jawab kedua gadis itu bersamaan dan tertawa.

"Eh eh, lo tau gak? Ada rumor yang bilang katanya zena itu pelakor tau" ujar mara.

"Lo percaya rumor?" tanya nana seraya mengunyah cemilan.

NANAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang