Kelambatan progres skripsi yang sedang Mara kerjakan sebenarnya disebabkan oleh berbagai faktor yang menghambat, bukan hanya semata-mata Mara malas mengerjakan skripsinya dan membiarkannya begitu saja.
Faktor pertama; saat menjalani sidang proposal dulu, Mara diberi saran oleh pengujinya untuk mengganti topik penelitian. Karena menurut pengujinya saat itu, topik yang Mara ambil terlalu kompleks untuk diteliti oleh mahasiswa strata satu seperti Mara. Awalnya Mara ingin menolak, cuma setelah dipikir-pikir, Mara juga tidak ingin begitu terbebani dengan topik yang terlalu berat. Akhirnya dengan berat hati Mara menerima saran dari pengujinya. Alhasil, Mara harus memulai semuanya dari awal lagi. Mencari topik penelitian baru; mencari jurnal pendukung baru; dan kembali berkutat dengan bab satu hingga bab tiga.
Faktor kedua; ketika akhirnya Mara sampai pada tahap penelitian, Mara kesulitan menemukan responden. Topik yang diambil Mara memang cukup sensitif, membuat orang jadi ragu dan takut untuk mengisi kuesioner yang Mara buat. Untuk memenuhi target responden yang sudah ditentukan, Mara butuh waktu setidaknya dua sampai tiga bulan.
Faktor ketiga; ketidakhadiran dosen pembimbing yang seringkali mempunyai jadwal di luar kampus membuat progres skripsi Mara semakin melambat. Tak jarang, Mara harus menganggur lama hanya karena tidak tahu harus melakukan apa saat pembimbingnya tak bisa ditemui.
Dan ada faktor-faktor lain yang berasal dari dalam diri Mara sendiri, salah satunya adalah mood Mara yang terkadang tidak mendukung untuk menulis satu-dua kalimat pada skripsinya. Terkadang Mara cuma membuka laptopnya lalu membiarkannya begitu saja, sementara dirinya asik memainkan ponsel.
Hari ini, Mara kembali menginjakkan kaki di gedung fakultasnya. Sudah terhitung dua minggu sejak Bu Rahayu dinas ke luar kota, itu artinya beliau sudah kembali masuk ke kampus. Mara menunggu di depan ruangan Bu Rahayu seperti biasa. Tadi sebelum berangkat ke kampus, Mara sudah menghubungi Bu Rahayu dan beliau mengatakan untuk menemuinya jam tiga sore di ruangannya. Tapi sekarang sudah satu setengah jam Mara menunggu, dan tidak ada tanda-tanda Bu Rahayu akan segera datang.
Mara membunuh bosan dengan mendengarkan musik melalui ponselnya sambil membaca novel yang tadi kebetulan dibawanya. Entah sudah berapa halaman novel yang Mara balik, tapi Bu Rahayu tak kunjung datang. Sampai akhirnya ponselnya bergetar karena menerima pesan.
Bu Rahayu
Mara maaf, ternyata seminarnya ada tambahan waktu jadi saya gak sempet ke ruanganBu Rahayu
Kamu tarok berkas skripsimu di meja saya aja, besok saya periksaMara menghela nafas berat. Sudah hampir dua jam Mara menunggu, dan ujungnya cuma disuruh meletakkan berkas skripsinya di atas meja. Mara rasanya mau marah pada Bu Rahayu, tapi tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa mengiyakan pesan dari Bu Rahayu.
Selesai meletakkan berkas skripsinya, Mara bergegas pergi. Sampai di koridor fakultas, lagi-lagi Mara disambut dengan hujan deras.
"Coba aja Bu Rahayu tadi langsung bilang suruh narok di mejanya, gue gak akan kebagian hujan deres ini." Mara mendudukkan dirinya di bangku yang berjejer di lantai koridor, dia memilih untuk menunggu hujan sedikit reda. Jika hujan tidak segera reda juga, terpaksa Mara harus memesan GoCar.
Lagi-lagi yang bisa dilakukan Mara untuk membunuh waktu adalah dengan mendengarkan musik dan berselancar di dunia maya. Sesekali dia terkekeh ketika video yang lucu lewat. Tak jarang juga dia ikut meninggalkan komentar. Sampai akhirnya kegiatan menonton video lucu itu terinterupsi oleh pop-up pesan yang muncul.
Yoana
Dimana?You
Kampus
Kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Indestructible
Romansa# a snowsun fan fiction Asmara Isha; mahasiswa Psikologi semester sembilan yang sedang sibuk menyusun skripsi. Di saat banyak teman seangkatannya yang sudah lulus terlebih dahulu, Mara masih sibuk berkutat dengan skripsi yang tak kunjung usai. Sedan...