Butterfly

441 35 3
                                    

Hwanharu

Junghwan
Haruto

-

Saat itu, sama seperti malam sebelumnya. Junghwan terjaga seorang diri di kamar kos kecilnya, menatapi kebun bunga dari jendela kamarnya.

Pikirannya berkecamuk, ribut dan membuat kepalanya sakit bukan main. Masalah selalu senang menghampirinya, seakan tidak ada orang lain yang dirindukan. Junghwan sudah lelah, ia ingin beristirahat.

Sudah berulang kali Junghwan mencoba untuk terlelap, namun matanya tak kunjung menurut. Finalnya, duduklah junghwan di depan jendela kamar. Niat hati ingin melamun saja agar kantuk cepat datang, namu matanya menangkap kilauan sinar dari ujung kebun bunga pemilik kos.

Junghwan terpana, ia tanpa sadar keluar dari kos dan menghampiri sinar itu terlihat dan Junghwan menemukannya. Kepakan sayap kecilnya, membuat junghwan tertarik padanya. Gerakan tangannya seakan menuntun Junghwan untuk mengikutinya.

Sosok itu terkejut bukan main saat Junghwan tanpa sadar bertepuk tangan, kagum akan keindahan gerakannya.

"Bukankah manusia harusnya sudah tertidur dimalam selarut ini?"

Katanya yang sudah pasrah karena ketahuan oleh makhluk yang bukan dari bangsanya.

"Siapa kamu?"

"A-aku Haru. Ada apa Junghwan, kenapa kamu masih terjaga? Apakah mereka mengganggumu lagi?"

Junghwan mengernyit, merasa belum memperkenalkan dirinya pada sosok indah di hadapannya. Tapi mengapa Haru sudah mengetahui namanya? Juga permasalahan hidupnya?

"Aku selalu mengawasi mu, Junghwan. Dari sini."

"Serius?"

Haru tersenyum lembut sambil mengangguk pelan. "Setiap malam, aku tidak pernah melewatkannya tanpa memperhatikanmu."

"Hanya saja, kamu tidak pernah menyadari kehadiranku."

Ketulusan mata yang dilihat junghwan pada malam itu membuat perasaan Junghwan terus berkecamuk.

"Mau menari bersamaku?"

"A-aku gak bisa nari."

Lagi-lagi Junghwan dipamerkan senyuman indah milik Haru, ia dituntun oleh tangan kecil nan lembut itu untuk duduk di bangku kecil dekat lampu.

Ia terjatuh dalam pesona indah sosok itu dan kehilangan satu-satunya jiwanya. Benar-benar mabuk oleh gerakannya hingga membuat Junghwan lupa bernapas.

Duduk ringan seperti waltz, Junghwan tidak bisa mengalihkan pandangan dari sosoknya. Matanya secara alami mengikuti kemanapun sosok itu melangkah.

"Bawa aku ke tempat dimana kamu tinggal. Bawa aku bersamamu, Haru."

Keputus asaan. Haru. Sosok terang bersayap itu hanya menatap junghwan dalam tarian indahnya.

Meski itu ke ujung dunia, Junghwan akan mengikutinya. Ia tidak ingin Haruto hilang dari pandangannya bahkan ketika pagi datang.

"Jangan pergi. Aku ingin bersamamu, kupu-kupu cantikku."

Darimana asalnya dan kemana tujuannya?

One shot | Haruto HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang