Aneh 2

409 31 9
                                    

Jeongharu

Jeongwoo : Gio
Haruto : Nanda

Cw/ Death

.

Nanda's side

Semenjak kejadian di UKS dua bulan lalu, kini Nanda mulai bisa menerima eksistensi Gio di sekitarnya. Meskipun tidak dalam intensitas yang sering, tetapi lelaki manis yang kadang terlihat jutek itu bahkan mau sejenak menuruti ingin Gio.

Seperti Minggu lalu, Gio memintanya untuk mengantarkan ke toko kue. Ibunya ulang tahun alasannya, jadi mau tidak mau ya Nanda mengiyakan.

Selama itu juga, Nanda masih sempat untuk memperingati Gio, supaya lelaki itu berhenti menunggunya untuk membuka hati. Karena sampai kapanpun, Nanda masih merasa jauh untuk itu.

Tapi, Gio ya Gio. Si bebal yang bahkan berani bersumpah di hadapannya. Bahwa dia dengan sabar akan menanti, sampai kapanpun. Sampai saat ini.

Dan Nanda yang seolah diberi kepercayaan yang begitu besar, akhirnya luluh juga. Maka dengan sedikit kepercayaan dirinya, ia memberanikan untuk mengajak Gio bertemu.

Sergio

Gi, Eris Cafe jam 7 ya. Jangan telat, gue ga suka nunggu. Awas Lo!
16:30 pm

Sudah hampir 3 jam Nanda menunggu Gio di tempat yang sudah ditentukannya, namun lelaki berkulit cokelat itu belum juga memunculkan batang hidungnya. Bahkan pesan Nanda tadi juga tidak dibalas.

Hatinya gelisah, sebetulnya menunggu selama itu tidak membuatnya marah. Nanda paham betul bagaimana perjuangan Gio selama ini, makanya itu bukan masalah untuknya. Jujur saja, Nanda hanya takut Gio bermain-main dengan ucapannya.

"Gio, please."

Ditengah kegelisahannya, tiba-tiba handphone yang ia genggam sedari tadi bergetar lama. Tanda ada yang menelponnya.

"Halo, Abang?"

"Dek, udah selesai ketemuan sama Gio-nya?"

Nanda tidak langsung menjawab, ia bingung bagaimana mengatakannya pada si sulung. Namun pada akhirnya Nanda tetap mengakui bagaimana keadaannya saat ini.

"Yaudah, Abang jemput, ya?"

"Tapi Gio, gimana?"

Belum terdengar jawaban dari kakak sulungnya, namun dapat Nanda dengar suara ribut dibaliknya. Itu suara Raka, sedang mengabarkan perihal Sean yang dilarikan ke rumah sakit, kakak bungsunya.

"Abang, kak Sean kenapa?"

Makin tak tenanglah, Nanda.

"Dek, Nanda, kamu tunggu di sana ya. Tenang aja, okay? Abang bakal cepat ke sana."

Telpon berakhir sepihak, dengan Nanda yang terdiam mematung di tempatnya semula.

.

Tak berselang lama, Nanda langsung meninggalkan mejanya untuk keluar kala mendapat pesan, bahwa ia sudah ditunggu di parkiran. Awalnya Nanda kira Chandra yang akan menjemputnya, namun yang kini berada tepat di hadapannya adalah sosok lain yang mana selalu Nanda rindukan kehadirannya.

"Iyel, kakak hiks tadi kakak baik-baik aja~"

Tadi memang Sean yang mengantar Nanda ke cafe. Nanda mana tahu kalau akan ada kejadian seperti ini.
"Iya sekarang dia juga harus baik-baik aja. Ayo, udah elah gausah cengeng!"

"Takut Yel! Hiks.. Lo tuh!"

"Lo harus percaya sama kakak kalau dia kuat. Yuk masuk."

Nanda pergi begitu saja, tanpa sadar kalau tepat di pintu masuk cafe, ada Gio yang memandanginya.

One shot | Haruto HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang