Hesa

394 26 5
                                    

Jeongharu

Jeongwoo : Jean
Haruto : Hesa

Cw/ bxb, pengucapan baku

•°•°•°•°•°•°•

Jean's side

Siang itu, mentari terlihat sangat bahagia. Sinar hangatnya menembus cakrawala, membuat orang-orang berjalan cepat untuk menghindari panasnya.

Jean salah satunya. Pria bermata tajam itu berjalan tergesa sampai-sampai tidak menyadari orang di depannya yang sedang mengikat tali sepatu. Membuat Jean tidak sengaja menabrak tubuh yang lebih kecil darinya.

"Astaga! Maaf, aku tidak melihatmu. M-maafkan aku."

Tubuhnya berkali-kali membungkuk, merasa bersalah karena tidak memperhatikan jalan.

"Tidak apa-apa, aku yang salah karena berjongkok sembarangan."

Jean terpesona melihat orang yang ditabraknya barusan. Wajah mungil dengan mata sipit serta bibir bentuk hatinya itu mampu membuat Jean membeku. Ia seperti tersihir untuk terus memandangi sosok di depannya yang entah siapa namanya. Ia tebak, pasti orang itu lebih muda darinya.

"Ugh, kalau gitu aku permisi ya. Sekali lagi maaf telah mengganggu jalanmu."

Jean tersadar dari keter-pesonaan-nya. Ia buru-buru menyunggingkan senyum, tidak ingin membuat lawan bicaranya terus merasa bersalah. Padahal jelas-jelas salah Jean yang tidak memperhatikan jalan.

"Tidak sama sekali, justru aku yang harusnya meminta maaf. Maaf ya..?"

"Oh, namaku Hesa."

"Oke, maaf ya, Hesa."

Hesa kembali tersenyum, membuat matanya ikut tersenyum. Manis.

"Aku Jean. Senang bertemu denganmu, Hesa."

Lagi-lagi Hesa hanya tersenyum yang kini dibarengi dengan anggukan.

"Senang bertemu denganmu juga, Jean. Aku pamit duluan ya, sampai jumpa lagi!"

Hesa pergi dibawa kaki jenjangnya, terlihat lucu dengan langkah yang sedikit menjinjit. Membuat rambut blondenya terayun seiring dengan langkahnya, seakan melambai pada Jean untuk mengungkapkan perpisahan.

Jean jadi sedikit menyesal tidak menanyakan nomor handphone-nya.
Semoga ia bisa bertemu lagi dengan Hesa, akan diguncang dunia kalau sampai tidak terjadi.

"Aku tahu betul kamu itu sedikit gila, tapi tolong jangan dibawa sampai kampus gini dong, Jean!"

Jean jelas terusik dengan ketusan teman sekelasnya, ia sedang melamunkan Hesa omong-omong.

"Kamu aneh, bahkan saat mendapat teguran Prof Jo, kamu masih bisa tersenyum seperti ini?"

Temannya yang lain menimpali, memang Jean juga merasa aneh pada dirinya sendiri. Tidak masuk akal, apa karena bertemu Hesa dirinya jadi berseri-seri seperti ini? Ugh, teman-temannya mengganggu saja.

"Bisa tidak, jangan mengganggu konsentrasi-ku?!"

"Bisa tidak, makan ya makan saja. Jangan sambil melamun dan tersenyum sendiri seperti orang bodoh!"

"Sudah, biarkan saja dia. Kamu mau lihat orang yang tadi aku ceritakan, tidak?"

"Oh, yang tinggi bersih itu kan? Yang cantik itu?"

Jean tidak sedikitpun terlihat tertarik dengan pembicaraan dua temannya. Atau mungkin.. belum?

"Iya, itu di seberang. Wah kebetulan sekali. Untuk apa dia di kantin fakultas kita?"

One shot | Haruto HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang