Haruto : Juniar
Jeongwoo : JulianFIKSI - cuma pinjam visualisasinya ya!
CW/ Violence, Death.
.
Tepat pukul lima sore waktu setempat, masih dengan seragam sekolahnya Julian duduk di emperan alun-alun dekat perumahan. Dengan satu tangan menggenggam botol mineral dan tangan lainnya menggenggam ponsel, mengabari orang rumah kalau ia akan telat pulang.
Julian tidak sendirian, ada Juniar yang bersamanya. Dengan memakai seragam yang sama, hanya saja penampilan Juniar terlihat sangat berantakan.
Kalau Julian masih lengkap dengan seragamnya, hanya bajunya saja yang sudah mencuat kemana-mana. Berbeda dengan Juniar, dasinya sudah berubah menjadi ikat kepala, serta kancing seragam yang sudah lepas semua. Memperlihatkan kaos putih polos di dalamnya.
"Ayo balik, udah sore banget. Nanti ibun nyariin."
Julian sudah lebih dulu berdiri dari acara duduk di pinggir jalannya. Menepuk sedikit bagian belakang celana putihnya.
"Bentar, Juli ~ jajannya belum habis!"
Juniar mengadu dengan sedikit membenahi kacamatanya yang melorot. Si manis makan dengan cepat setelah melihat Julian menghela napas dan kembali duduk di sebelahnya. Terlihat takut membuat yang lebih besar marah. Julian dipadukan dengan amarah sangat tidak baik untuk kesejahteraan Juniar.
"Pelan-pelan aja, nanti kesel-
Uhukkk!
"Belum selesai gue ngomong, Niar. Minum dul- pelan-pelan aja gue bilang!"
Julian tidak khawatir, ia hanya tidak mau kesalahan seperti yang sudah-sudah.
"Ayo pulang, gue ga mau ya disalahin kalau Lo kenapa-kenapa."
Juniar pasrah saja ditarik Julian. Tidak mau membuat Julian tambah kesal nantinya.
.
"Udah dibilangin ga boleh jajan sembarangan! Kamu juga Julian, kenapa dibiarin aja Juniar makan gituan?!"
Julian tidak menjawab, ia hanya diam sampai ibun selesai dengan marahnya. Julian sadar, ia memang salah karena membiarkan anak ibun itu makan sembarangan. Memang salahnya, selalu seperti itu.
"Ibun, Juniar yang salah karena ga nurut sama Juli. Jangan marahin Juli, Ibun, maafin Juniar ya?"
Ibun menggeleng, "besok kamu diantar jemput sama kakak aja, ga usah bareng Julian lagi! Udah, istirahat sana."
"Ibun, maafin Juniar. Juniar ga mau bareng kakak, bun~"
Dan permohonan Juniar tidak mendapatkan jawaban apapun. Ibun tetap melangkah pergi ke kamarnya, meninggalkan dua onggok anak manusia yang kini duduk dengan bahu mengendur. Juniar pelakunya.
"Ibun marah beneran, Juli. Gimana dong?"
"Bukan urusan gue."
Julian juga pergi meninggalkan Juniar sendirian di ruang tengah, dengan harapan remaja seusianya itu bisa merenungi kesalahannya hari ini.
.
Paginya Julian benar-benar tidak menunggu Juniar untuk berangkat bersama seperti biasanya. Hanya menyisakan Jegar di ruang makan yang sedang menyantap sarapannya sambil menunggu Juniar turun.
"Cepet dong, lelet banget ya kamu!"
Jegar tuh galak. Makanya Juniar tidak mau berangkat bareng kakaknya itu. Bukannya takut, cuma malas mendengar ocehannya saja.
"Sabar, kakak! Kalau engga, aku naik sepeda aja deh. Kakak duluan sana!"
"Kayak yang berani aja, cepet kakak tunggu depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
One shot | Haruto Harem
FanfictionHaruto x All (BxB) Seringkali menjadi lapak 'menyakiti Ruto' •́ ‿ ,•̀ Tolong untuk bijak dalam memilih bacaan! ©harubeeiys