Shutter

664 35 4
                                    

Hwanharu

Junghwan
Haruto

★★★


Malam tahun baru kali ini, rasanya begitu hambar. Memandangi kembang api yang indah seperti tidak ada artinya. Karena Haruto hanya duduk sendirian ditemani dinginnya angin di sudut kota.

Sesekali Haruto melirik ponselnya, menampilkan Twitter yang kebanyakan orang sedang bercuit dengan begitu menyenangkan. Mengabadikan momen satu tahun sekali dengan orang spesial nya.

Ah, Haruto tiba-tiba merasa iri.

Ia menyimpan ponselnya, kemudian melirik kamera di sampingnya. Haruto tiba-tiba teringat kejadian siang tadi yang membuatnya menangis.

"Maaf, gue ga bisa lanjutin hubungan ini lagi."

"T-tapi kenapa, Hwan?"

Prianya menggeleng "hapus semua foto gue di kamera Lo. Gue pamit ya."

Perasaan yang dimilikinya, pada akhirnya Haruto tak mengetahuinya. Perasaan milik sosok lelaki yang potretnya banyak tersimpan dalam kamera profesional nya.

Bahkan Haruto terus bertanya, apakah seluruh fotonya yang ada dalam album prianya sudah dihapus? Sebagaimana Junghwan memintanya untuk menghapus seluruh foto dirinya.

"Gue ga bisa, maaf."

Untuk melihat isi kameranya saja ia rasa tak sanggup, apalagi menghapus seluruh kenangan yang tersimpan di dalamnya?

Mereka berakhir terlalu tiba-tiba, Haruto merasa butuh memberi waktu Junghwan, sampai yang lebih muda siap untuk menjelaskan alasan dibalik perbuatannya.

Jelas dia tidak terima, diputuskan tanpa alasan yang jelas, memangnya siapa yang terima-terima saja?

Iya, Haruto harus meminta penjelasan.

Kini pukul 11 malam lewat 7 menit dia sudah berdiri di depan pintu kaca studio milik Junghwan, dengan hiasan lonceng yang tergantung di atasnya. Benar-benar niat dan tidak ada kerjaan sekali kalau diperhatikan.

Padahal belum tentu Junghwan ada di dalam, tapi Haruto terlihat yakin sekali dengan instingnya kali ini.
"Dikunci, apa dia di aparte- ASTAGA! Junghwan kenapa tiba-tiba?!"

"Ngapain?"

Haruto kehilangan kata-kata, dia benar-benar merasa terintimidasi. Seperti ketahuan sedang ingin mencuri.

"Ngapain Lo di sini, Haruto? Ini udah malem."

"Gue.. Hwan, boleh ngobrol sebentar?"

Junghwan menggeleng, "gue rasa ga ada yang perlu kita obrolin lagi, pulang sana."

"Engga Hwan, Lo ga bisa tiba-tiba mutusin hubungan kita. Paling engga, jelasin dulu alasannya."

"Lo udah tau betul alasannya, apa yang harus gue jelasin di sini?"

Haruto menggeleng dengan tangannya yang menggenggam lengan Junghwan erat, menolak kepergian lelaki tinggi itu.

"Gue ga mau, gue nolak."

"Ga ada yang minta persetujuan Lo." Sangkal Junghwan sambil melepas pegangan tangan Haruto. "Tolong ngertiin posisi gue."

"Engga, Hwan gue mohon! Gue ga tau bagian mana yang harus gue ngerti, jelasin Hwan!"

"Pulang, Ru. Gue ga mau ngerusak kebahagiaan orang tua kita."

"Hwan.."

Junghwan tidak merespon, dia pergi begitu saja meninggalkan Haruto di depan studio miliknya. Terguncang dan sendirian.

Haruto terkekeh, merasa dirinya begitu rendah saat ini. Memohon-mohon pada Junghwan di pinggir jalan dan menjadi tontonan orang yang berniat merayakan malam tahun baru. Menyedihkan.

Apalagi saat mengetahui alasan dibalik semua ini, rasanya Haruto ingin berteriak di hadapan orang tuanya.

★★★


+

"Papi tau aku sama Junghwan itu pacaran, kenapa harus gini?!"

"Nak, papi minta maaf ya? Papi beneran ga tau kalau mas Jae itu daddy-nya Junghwan."

Haruto menangis lebih kencang alih-alih menjawab permintaan maaf Asahi. Dia terlampau kecewa, semudah itu Junghwan menyerah akan hubungan mereka.

Kalau saja lelakinya itu jujur pada orangtuanya, Haruto yakin semua ini pasti tidak akan terjadi.

-fin-

Klise, tapi pukpuk deh buat haru(⁠ ⁠T⁠_⁠T⁠)⁠\⁠(⁠^⁠-⁠^⁠ ⁠)
Semoga nanti bisa bahagia bareng.. siapa kek~

Anw selamat tahun baru, gaiiis!!!

One shot | Haruto HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang