[ 2007 ]
"Lihat! Sudah satu tahun menikah tapi tidak punya anak. Memalukan sekali."
Ibu Off berbicara ketus di teras rumah saat berkunjung. Ia datang dengan kakak perempuan Off. Off sedang keluar. Gun berniat membawakan mereka minuman, namun berakhir berhenti di balik pintu.
"Oh, astaga! Jangan-jangan dia tidak punya rahim."
Gun punya. Beberapa hari sebelum menikah, Off mengajaknya berkunjung ke dokter khusus omega untuk memeriksa kesehatan fisiknya. Tubuhnya sehat. Rahimnya sehat. Mereka hanya belum pernah melakukan itu tanpa pengaman.
"Kasihan sekali putraku... Andai omeganya perempuan..."
"Bukankah ibu yang dulu menyetujui pernikahan mereka?"
"Kau tidak tahu? Kabarnya, anak dari seorang omega laki-laki dan alpha dominan akan melahirkan alpha istimewa. Kau pernah dengar, Am?"
"Itu bukan mitos?"
"Ya. Awalnya ibu pikir itu mitos. Lalu saat Off memiliki mate omega laki-laki yang cantik, ibu mempercayainya. Cucu ibu pasti adalah seorang alpha istimewa. Sayang sekali ini harus terjadi..."
"Apa yang akan ibu lakukan?"
"Ibu akan membujuk Off untuk menikah lagi."
Gun terperanjat. Tangannya gemetar. Tubuhnya merosot ke lantai. Beruntung, gelas-gelas di tangannya tidak meluncur jatuh.
Gun paham benar bahwa sejak awal pernikahan ini sama sekali bukan keinginannya. Ia bukannya tidak senang bertemu Off. Oh, ayolah. Siapa yang tidak merasa beruntung memiliki mate seorang Off Jumpol Adulkittiporn. Tidak bermaksud melebih-lebihkan, tapi memang, Off adalah alpha idaman yang mudah sekali membuat orang jatuh cinta. Sifatnya, tuturnya, ketulusannya, ketegasannya, kepiawaiannya dalam banyak hal. Gun beruntung. Tentu saja. Dan dalam waktu yang singkat saja dalam rumah tangga mereka, tentu saja Gun diam-diam jatuh cinta.
Namun, ketika ia sudah memasrahkan hatinya untuk jatuh dan berlabuh, akankah kisahnya selesai? Karena keegoisannya yang tidak ingin memiliki anak, apakah Off akan menerima orang baru? Off mudah membuat orang jatuh cinta. Tentu saja, siapapun yang didatangkan Off akan nyaman begitu saja. Bersama Off segalanya terasa menyenangkan.
Bagaimana jika... Bagaimana jika Off benar-benar mendatangkan orang baru? Bagaimana jika Gun bukan lagi satu-satunya yang Off puja dan rayu? Bagaimana jika pelukan hangat Off, tutur tulusnya, tatapan penuh cintanya, suatu saat memang tidak lagi hanya untuk Gun saja?
"Gun...?"
Tidak. Gun menguatkan hati. Ia tidak akan sakit sendirian. Selama ini, ia selalu berhasil menjadi mandiri yang kuat, yang tidak bergantung pada siapa-siapa. Jatuh cinta tidak seharusnya membuat hatinya menjadi lemah.
"Gun...? Hey, Gun!"
Gun terkesiap. Ia megerjap. Menoleh ke kanan dan kiri. Ia masih duduk di balik pintu, meringkuk memeluk lutut. Gelas-gelasnya bahkan masih utuh di samping tubuhnya.
"Kau baik-baik saja, omega?"
Off berjongkok di depannya dengan khawatir. Ia masih mengenakan jas rapi, baru pulang dari kantor.
"Mana ibumu?"
Off menatap bingung.
"Ibu sudah pulang. Aku baru saja mengantarnya ke depan gerbang. Kau sedang apa? Kau baik-baik saja?"
Off meraih kedua tangan Gun, menggenggamnya dengan erat.
"Astaga. Tanganmu dingin sekali. Kau yakin tidak apa-apa?"
"Alpha... Aku—"
Aku takut.
"Aku ingin dipeluk."
Off menatap bingung. Ia mengenal Gun. Suaminya adalah sosok mandiri yang jarang sekali menunjukkan sisi manja seperti ini. Melihat Gun mulai membuka diri, diam-diam membuat Off merasa senang.
Off menyamankan duduk di lantai. Ia menarik tubuh omeganya dengan lembut, melesakkannya dalam dekap yang membuat Gun merasa aman.
"Lebih banyaklah mengandalkan aku, Gun." Off mengusap punggung Gun dengan sayang. "Aku mencintaimu."
Gun menutup mata. Rengkuhan Off hangat dan menenangkan. Tapi sayangnya, tidak bisa menghapus kabut takut di kepala Gun.
Gun ingin bersama Off lebih lama. Gun ingin mempertahankan rumah tangganya. Kalau bisa, Gun ingin dipilih Off sebagai satu-satunya.
"Alpha..."
"Ya?"
Gun ingin Off hanya mencintainya saja.
"Kupikir..." Gun menggigit bibir. Batinnya tidak yakin. Tapi jika ada cara untuk membuat keinginannya terkabul, Gun ingin mencobanya. "Aku sudah siap mengandung seorang alpha."
***
Gun pikir, kebahagiaan yang meletup setiap kali tubuhnya dipeta di bawah telapak tangan Off adalah perasaan wajar seorang omega pada mate-nya. Perasaan berdebar setiap kali kedua pahanya dibuka dan jari-jari Off menggeliat dalam tubuhnya. Perasaan hangat setiap kali Off merintihkan namanya. Gun pikir semua itu adalah perasaan yang 'sudah sewajarnya'.
"Aku membelikanmu hadiah."
Gun menarik nafas dengan payah. Tubuhnya terbakar gairah.
"Hadiah?" Gun menutup mata. Peluh membanjir di tubuhnya, menyatu dengan keringat Off, menjadi basah yang membara.
"Sebuah kalung." Off mempercepat ritme. "Dengan liontin yang menjadi simbol jumlah perasaanku."
Jumlah perasaan? Gun menggenggam seprai erat-erat. Kepalanya terasa pening. Ini adalah kali pertama mereka bercinta tanpa pengaman. Gun tidak tahu rasanya akan berkali-kali lipat lebih luar biasa.
"Infinity." Off berbisik di atas bibir Gun yang membuka. "Aku mencintaimu dengan cinta yang tak terhingga."
Gun berusaha mempertahankan kewarasannya. Ia bersusah payah mengikuti arah obrolan Off.
"K-Kenapa, ah..." Gun memekik saat Off menghentak lebih dalam. "Alpha—"
"Karena aku merasa paling bahagia saat bersamamu."
Lalu, Off mencium bibir Gun, menghentak dengan cepat, menerbangkan keduanya pada puncak nirwana.
Gun pikir, bahagia adalah hal yang biasa. Nyatanya tidak seperti itu. Gun memang tidak tahu, tapi ia yakin sekali, kalau bukan Off rasanya tidak akan sama.
Kalau yang di atasnya bukan Off, dadanya tidak akan meletup bahagia saat seluruh tubuhnya membara. Kalau yang menikahinya bukan Off, ia tidak akan berdebar-debar setiap menciumnya. Kalau yang merengkuhnya bukan Off, tubuhnya tidak akan sehangat ini.
Kalau Alpha-nya bukan Off, rasanya akan sangat berbeda.
— ♡ ✿ ♡ —

KAMU SEDANG MEMBACA
OCHRE [ OffGun ]
FanfictionABOVERSE - MPREG Gun, wali kelas X IPS, harus dibuat kewalahan oleh seorang murid alpha 16 tahun, Mix Sahaphap. Kenakalan remajanya yang membuat banyak guru berkeluh kesah membuat Gun bertanya-tanya tentang bagaimana Mix tumbuh. "Kamu tau kenapa Mix...