[ 2007 ]
Bulan keenam mengandung, Gun menjadi jarang berbicara. Ia banyak menghabiskan waktu dengan gitarnya. Kondisinya cukup stabil. Walau berat badannya masih menurun, nafsu makannya cukup baik.
"Gun."
Gun menghentikan petikan gitarnya. "Ya?"
Off tersenyum. Walau intensitas obrolan mereka jauh berkurang, tidak ada yang lebih Off syukuri selain mengetahui bahwa omeganya baik-baik saja.
Off senang saja sebenarnya mendengar permainan gitar Gun. Ia sudah mendeklarasikan diri sebagai penggemar pertama Gun sejak pertama kali mereka bertemu. Namun kadang, perasaan asing merayap dalam diri Off. Ia rindu memanja Gun. Ia rindu diberi izin untuk membantunya berjalan. Ia rindu diberi izin untuk menyuapi atau menggendongnya. Ia rindu diberi izin untuk membuat Gun bergantung lebih panyak kepadanya.
"Aku merindukanmu." Off terkejut kalimat itu terlontar dari mulutnya. Ia takut membebani Gun. 24 jam Off tidak pernah meninggalkan Gun. Rasanya aneh sekali kalau ia justru merasa rindu.
Gun menggigit bibir. Gitar dalam pangkuannya dipindahkan ke meja. Gun bersandar pada sofa dengan nyaman.
"Kemarilah, Alpha."
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud—"
Gun merentangkan tangan. "Kemarilah."
Off mendekat kepada Gun, duduk mencondongkan tubuh untuk menyambut rentangan tangan omeganya. Off merengkuh Gun hati-hati, takut Gun merasa tidak nyaman.
"Dokter berkata, kalau sudah 5 bulan dan kondisiku membaik, tidak apa-apa melakukannya."
Off menautkan alis. Tidak mengerti.
Gun mendorong dada Off, memberi jarak di antara keduanya. Senyumnya merekah, dua lesung pipinya mengintip. Walau tidak lagi chubby, Gun tetap cantik.
"Mungkin kau harus menyiapkan 2 kantung infus, Alpha."
"Infus? Kau merasa sakit?"
Gun terlihat menghela nafas.
"Kau bilang kau merindukanku."
Off berusaha keras mencerna. "Aku memang merindukanmu, omega. Lalu, apa hubungannya dengan in—"
Gun mencium bibir Off.
Satu kecup saja. Gun lalu memundurkan wajah dan tersenyum.
Off seketika mengerti.
"Tidak, omega. Bukan begitu maksud—"
Gun mencium bibir Off lagi, kali ini lebih lama. Bibirnya yang penuh dan pucat ditekan pada bibir Alpha-nya.
Gun menyudahi pertemuan singkat bibir mereka. Gun tidak pandai mencium. Ia lebih suka dicium. Tetapi Off tidak juga memulainya. Maka, Gun mengarahkan kepala Off ke lehernya. Gun berbisik lirih.
"Kau menginginkannya."
Off meneguk ludah. Tentu saja. Tentu saja Off menginginkannya. Tapi kondisi Gun—
Gun mengecup basah telinganya.
"Gendong aku ke ranjang, Alpha."
Off tidak memiliki cukup kewarasan untuk tidak melakukannya.
***
Itu adalah tugasnya.
Melayani suami, mengabulkan hasratnya, tentu saja itu adalah tugasnya. Gun merasa bodoh karena merasa bahagia.
"Kau tidak mengenakan kalungmu, Gun?"
Off bertanya saat sibuk membubuhkan kecup di leher omeganya.
Gun merengkuh Off erat. Kepalanya yang berkabut berusaha mengingat-ingat.

KAMU SEDANG MEMBACA
OCHRE [ OffGun ]
FanfictionABOVERSE - MPREG Gun, wali kelas X IPS, harus dibuat kewalahan oleh seorang murid alpha 16 tahun, Mix Sahaphap. Kenakalan remajanya yang membuat banyak guru berkeluh kesah membuat Gun bertanya-tanya tentang bagaimana Mix tumbuh. "Kamu tau kenapa Mix...