25. Cookies

605 58 5
                                        


Gun pikir, ia bisa hidup sendiri. Dididik untuk terbiasa mandiri membuatnya tidak mempermasalahkan masa depan yang mengantarnya pada gerbang sebatang kara. Namun sebelum Kakek benar-benar meninggalkannya, satu-satunya keluarga yang ia miliki itu justru memperkenalkannya pada sebuah rumah yang hangat.

Gun terbiasa hidup mandiri. Namun keberadaan Off pelan-pelan membuat hidupnya jauh lebih menyenangkan.

Sesederhana makan berdua. Gun bisa saja makan sendiri tanpa diselingi percakapan apapun. Namun Off mengajarinya untuk menjalani hal-hal sederhana dengan cara yang lebih hangat. Memaknai setiap hal kecil yang mereka lewati bersama.

Lalu kini, kehangatan keluarganya bertambah satu. Satu alpha kecil yang dengan iseng mencoreng es krim ke wajah Ayahnya. Ayahnya murka, mengejarnya dan membalas dengan coretan yang lebih besar. Kedua alpha itu berakhir kejar-kejaran sampai keduanya kehabisan nafas.

Gun tersenyum. Ia menggigit es krim cone di tangannya yang sudah hampir habis. Tertawa kecil setiap kali dua alpha-nya berhasil mencoreng wajah satu sama lain.

"Daddaaaaa..."

Gun terkejut saat Mix tiba-tiba berlari ke arahnya. Off mengejar di belakang. Saat Off hendak mencoreng wajah Mix, si alpha kecil itu dengan cekatan bersembunyi di belakang Gun. Off sudah terlanjur melepas serangan. Tanpa bisa dihentikan, secuil es krim di ujung jari Off berakhir mendarat di pipi Gun. Off dan Mix sama-sama terkejut.

"Gun... Aku—" Off yang panik buru-buru merogoh saku, berharap menemukan selembar tisu atau sapu tangan. "Maafkan aku. Aku sungguhan tidak—"

Gun mencoreng ujung hidung Off dengan es krimnya. Omega itu lalu tersenyum. Manis sekali. Off membeku.

"Kau seperti anak kecil, Alpha."

Off masih terlalu terpana pada omeganya saat Mix mencoreng lagi wajahnya dengan tiga ujung jari penuh es krim. Dingin menjalar di pipi Off. Itu membuatnya tersadar.

Mix tersenyum cerah. Ia ber-high five dengan Dadda-nya.

"Nice, Dadda! Sekarang Ayah terlihat seperti Naruto hahahaha..."

Off mendengus kesal. "Kemari kau, setan kecil!"

Kedua alpha itu kembali kejar-kejaran. Gun tertawa lepas melihat kedua alpha-nya.

Sebuah tawa lepas yang Gun sadari, sudah lama sekali sejak terakhir kali Gun merasa sebebas ini.

***

Sejak hari dimana ia membagi seluruh rasa sakitnya pada putranya, pelan-pelan ia mulai lebih bisa membuka diri pada alpha-nya juga. Sedikit demi sedikit, walau kadang terbata dan diiringi tangis, Gun pelan-pelan tidak lagi merasa sakit sendirian.

Walau kadang masih menangis dan mempertanyakan fungsi keberadaannya, namun di rumah ini, dua alpha-nya tidak henti-henti membagi hangat yang seolah tidak pernah habis. Kadang Off menceritakan hal-hal lucu yang ia lewati bersama putranya. Kadang yang lain Mix menunjukkan album foto masa kecilnya tanpa menyembunyikan seberapa ia ingin Dadda-nya ada di sana membersamai pertumbuhannya.

Bersama dua alpha-nya, Gun merasa benar-benar dicintai tanpa kurang.

Anehnya, malam itu semuanya terasa terlalu banyak.

Gun terbangun pukul tiga pagi setelah memimpikan kakeknya. Tidak ingin mengganggu Off maupun Mix yang terlelap di sampingnya, Gun menyelinap keluar kamar, diam-diam menangis di dapur sendirian.

Kasih sayang dan kehangatan Off dan Mix terasa terlalu banyak. Terlalu sesak. Gun tanpa sebab mulai bertanya-tanya, apa yang telah ia lakukan untuk merasa pantas diberi kebahagiaan sebanyak ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OCHRE [ OffGun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang