06. Nathan Kecelakaan

25 2 0
                                    

Siang itu, Erwin akhirnya pulang saat menjelang makan siang, padahal Sheyra dan Davin sudah berusaha menahannya untuk makan siang bersama. Erwin tetap bersikeras untuk pergi, karena dia sudah ada janji dengan seorang klien di jam makan siang ini.

Akhirnya, makan siang mereka tetap hanya bertiga. Sheyra sudah memangku Zee dan menyuapinya dengan lahap. Di samping itu, Sheyra juga makan untuk dirinya sendiri. Sudah biasanya memang begitu. Entah kenapa, kalau untuk makan, Zee jarang mau dengan lelaki. Dia lebih suka disuapi ibunya atau neneknya saja.

"Sini, makan sama Ayah ya? Ayah udah selesai nih" ujar Davin begitu menyelesaikan suapan terakhirnya

Zee menggeleng kuat sambil mengunyah makanannya.

"Ya udah, Ibu aja yang Ayah suapin. Sini, Bu" tukas Davin sambil menarik kotak makan Sheyra dan meraih sendoknya

Sheyra benar-benar diam saja, dia ikuti permainan Davin yang pasti sengaja membuat Zee cemburu. Tangan Davin langsung lincah menyuapi Sheyra saat Sheyra juga menyuapi Zee. Melihat tingkah kedua orang tuanya, Zee langsung menatapnya dengan sedih.

"Hei, jangan nangis, sayang!" tutur Sheyra sambil mulai dia usap-usap punggung Zee

"Sini, sama Ayah" tukas Davin yang langsung mengambil Zee dari pangkuan Sheyra

Tangis Zee langsung mereda sebelum pecah saat sudah berpindah ke pangkuan Davin, apalagi saat Davin menyeka air mata yang sudah terlanjur mengalir di pipinya.

"Suapin Ayah ya?" tanya Davin memastikan

Zee mengangguk kecil sambil melanjutkan mengunyah makanan. Tingkah Zee ini memang ada-ada saja setiap harinya, dia sering menolak Davin, tapi selalu cemburu kalau Davin sudah bersikap romantis pada Sheyra. Yang masih menjadi misteri adalah Zee itu cemburu dengan Davin, atau cemburu dengan Sheyra.

Makan siang keluarga kecil itu akhirnya selesai dengan Sheyra yang makan sendiri dan Zee yang disuapi Davin. Sheyra langsung bergerak merapihkan bekas makan mereka ke pantry di kantor Davin, dia mencucinya di sana. Lalu, kembali lagi dia ke ruangan Davin.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba pintu ruangan Davin dibuka dengan paksa dari luar. Tampak Jevan muncul dengan wajah paniknya, membuat semua orang di sana menatap tidak santai.

"Jev, lo kenapa?" tanya Davin langsung

"Nathan kecelakaan, Dav. Nyokap gue pingsan, gue harus balik sekarang" jawab Jevan pias

"Iya, iya, lo balik aja. Hati-hati ya? Kabarin gue terus" tukas Davin cepat dan langsung berlalu dari ruangan itu

Davin mendesah pelan, Nathan memang begitu anaknya. Sejak dulu, Jevan sudah sering bercerita bahwa Nathan cenderung melukai dirinya sendiri saat mentalnya tidak stabil. Ini bukan pertama kali Davin mendengar Nathan kecelakaan. Dulu, saat ibunya memutuskan untuk menikah lagi pun, Nathan mengalami hal yang sama.

"Mas, mendingan Mas telfon Nada sekarang. Kasih tahu dia!" titah Sheyra

Davin menggeleng, "Buat apa? Mereka udah nggak mau saling ngurusin, kan?"

"Tapi, Mas..."

"Shey, kita hargain keputusan Nada. Kalau ini yang dia mau, ya udah, kita ikutin aja"

Sheyra menghela nafas berat. Keputusan Davin ini tak bisa sepenuhnya disalahkan, Davin memang tegas kalau untuk urusan begini. Tapi Sheyra, sebagai wanita yang bisa menempatkan diri di posisi Nada pasti berpikiran lain.

Davin melanjutkan bermain dengan Zee di sisa waktu istirahatnya, dia bisa bersikap sedikit santai, berbanding terbalik dengan Sheyra yang cemas sekali. Sejak tadi, Sheyra sudah bolak-balik membuka ponselnya untuk mengetikkan pesan pada Nada. Tapi dia juga ingat bagaimana keputusan Davin itu.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang