43. Sabar

27 3 0
                                    

Davin sudah mengira kalau Sheyra akan sesibuk itu untuk urusan pernikahan Nathan dan Nada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davin sudah mengira kalau Sheyra akan sesibuk itu untuk urusan pernikahan Nathan dan Nada. Tapi mau bagaimana lagi, memang begitu adanya. Davin sudah setuju, artinya dia sudah siap melihat pemandangan semua itu.

Beruntung luka di kepalanya sudah membaik, perbannya sudah diganti dengan bidai tipis. Luka di tangannya juga sudah perlahan diganti balutan perbannya dengan yang lebih kecil. Tinggal besok dia harus kontrol ke dokter tentang luka jahitnya yang perlahan mengering.

Sampai di kafe, Davin hanya mengambil Zee di ruang staff dan karyawan. Dia hanya sejenak memandangi Sheyra yang tengah sibuk memimpin jalannya rapat. Sheyra juga hanya menoleh sejenak, memastikan kalau Zee dibawa orang yang benar.

Biarpun Sheyra jadi sibuk sampai Zee harus bermain sendiri, tapi ada sisi yang bisa Davin syukuri. Sheyranya sudah kembali dalam ambisi kehidupan yang lama. Sejak peristiwa keguguran tiga bulan lalu, Davin baru kali ini melihat Sheyra sesemangat itu mengurus sesuatu.

"Ayah, itu" ujar Zee sambil menunjuk kantor Davin dari jendela besar yang ada di lantai dua kafe

"Iya, itu kantor Ayah. Zee sering lihat kafe Ibu dari balkon ruangan Ayah, kan?" balas Davin

"Iya" sahut Zee

Di umur Zee ini, memang hampir semua hal ditanyakan. Bahkan bisa satu hal ditanyakan berulang. Jadi, kedua orang tuanya harus mulai kreatif menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Kalau untuk Davin sendiri, kata Sheyra, dia harus belajar banyak memahami bahasa Zee.

"Ibu ana?" tanya Zee sambil melihat sekeliling

"Ibu lagi meeting di dalam, sayang. Zee main sama Ayah dulu ya? Ibu bentar lagi selesai" jawab Davin pelan

"Lapel" ujar Zee

"Laper? Zee laper?" tanya Davin memastikan

"Iya"

"Lah tadi kayaknya banyak snack Zee di ruangan Ibu, tapi masih laper?"

"Iya"

Davin tertawa pelan. Selain banyak bertanya, Zee juga banyak makan. Hampir semuanya masuk, bahkan makanan pedas pun masuk. Zee tidak sedikitpun tersiksa dengan makanan pedas. Dia hanya menikmatinya, tapi tak ingin melanjutkan sampai habis.

Davin kembali ke ruang karyawan kafe, niatnya hanya untuk mengambil snack milik Zee. Tapi dia malah berpapasan di depan pintu dengan Sheyra. Zee langsung berseru memanggil Ibunya sambil tertawa senang, Sheyra juga langsung mengambil Zee dari gendongan Davin.

"Makan, yuk! Zee udah laper belum?" tanya Sheyra pelan

"Lapel" jawab Zee

"Yuk! Kita ke ruangan sebelah"

Davin berniat mengambil Zee dari gendongan Sheyra lagi, tapi malah Sheyra sudah berjalan duluan ke ruangan sebelah. Akhirnya, Davin hanya bisa mengekor dari belakang.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang