23. Gagal

30 4 0
                                    

Hari Davin ini selalu dipenuhi dengan ketidaksanggupannya. Setelah menghadapi tangis Sheyra, kini Davin juga harus menghadapi tangisan Zee. Balita itu tak kunjung berhenti menangis, bahkan semakin berteriak saat Ayahnya datang tanpa sang Ibu.

Tidak ada kata yang bisa Davin ucapkan lagi, segala bujukan sudah dia lakukan. Kini, Davin hanya bisa memeluk Zee sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri. Davin sudah kehabisan ide, dia hanya bisa pasrah dengan menunggu sampai Zee kelelahan sendiri.

Entah sudah berapa jam berlalu, akhirnya tangis Zee mereda juga. Mereda sendiri karena kelelahan dan berujung tertidur lagi di pelukan sang ayah. Zee sudah melewatkan sarapannya. Belum sampai sehari musibah menimpa mereka, dan satu kekacauan sudah datang.

Davin tak bisa bangunkan Zee, dia biarkan anaknya itu tertidur lagi tanpa sarapan. Davin tidak sepandai itu untuk menepati jam tidur dan makan Zee, baginya kini yang penting Zee berhenti menangis.

"Mas mau sarapan dulu?" tanya Bi Asih begitu Davin turun dari kamar Zee

Davin menggeleng pelan, "Saya mau ke rumah sakit lagi, Bi. Saya udah suruh Nathan sama Nada ke sini, biar Zee ada teman main kalau bangun nanti"

Bi Asih mengangguk patuh, "Iya, Mas. Oh ya, Non Ara nggak apa-apa, kan?"

"Tadi Bibi yang bersihin darahnya di lantai ya?" tanya Davin pelan

"Iya, Mas. Saya takut Non Ara kenapa-napa, tapi nggak apa-apa, kan?" balas Bi Asih

Davin terdiam sejenak, berat sekali rasanya untuk mengatakan itu. Tapi Bi Asih perlu tahu, karena dia tinggal serumah dengan mereka. Jangan sampai Bi Asih salah ambil sikap karena tidak tahu apa-apa.

"Sheyra keguguran, Bi" jawab Davin

"Apa?" pekik Bi Asih kaget

Davin mengangguk pelan, "Bibi nggak tahu kan kalau Sheyra hamil?"

"Mas"

"Iya, kami juga belum sempat pastiin Sheyra hamil atau nggak, tapi calon adiknya Zee udah diambil duluan sama Tuhan"

Bi Asih menghela nafas pelan, dia menunduk begitu prihatin. Dan itu membuat Davin tampilkan senyum getirnya. Kabar ini bukan hanya membuat sekeluarga mereka bersedih, tapi juga orang-orang di sekitar mereka.

"Saya titip Zee ya, Bi" ucap Davin sebelum dia pergi dari rumah itu

Tubuh Davin buruk sekali keadaannya sekarang, dia belum tidur lebih dari 24 jam dan dia harus melewati masa sulit yang datang bergantian. Sekarang, Davin harus mengemudi lagi kembali ke rumah sakit sambil membawa keperluan Sheyra.

Beberapa kali Davin menguap sambil mengemudi, sambil memijat tengkuknya juga yang pegal. Mata Davin terasa berat sekali, tapi dia harus bisa sampai di rumah sakit lagi dalam keadaan baik-baik saja.

Walaupun memakan waktu yang lebih lama, akhirnya Davin sampai di rumah sakit. Dia langsung disambut Erwin, Nada, dan sekarang ada Nathan yang tampak baru sampai di lorong rumah sakit.

"Mas, kok kamu balik lagi?" tanya Erwin langsung

"Mana mungkin aku ninggalin istriku yang lagi kayak gitu terlalu lama, Pa" jawab Davin

"Zee gimana, Mas?" tanya Nada ragu

Davin menggeleng, "Nangisnya berhenti bukan karena dia tenang, tapi karena capek. Dia bahkan belum sempat mandi dan sarapan, tapi udah tidur lagi karena kecapean"

Semua yang mendengar itu menghela nafas prihatin. Tapi Davin malah melihat ke sekeliling untuk mencari ibu mertuanya yang tak nampak. Dan dia menemukannya melalui kaca kecil di pintu ruang rawat Sheyra. Seruni sedang membelai lembut rambut Sheyra yang tergeletak diam di ranjang.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang