41. Sosok Ibu

14 4 0
                                    

Jika biasanya Sheyra bangun pagi sedikit terburu, sekarang dia bisa santai karena Davin tak perlu dia siapkan untuk ke kantor. Jadi, begitu bangun, Sheyra tak langsung bangunkan suaminya, melainkan dia tatap wajah sang suami dengan perasaan campur aduk.

Sheyra tahu, kecelakaan semacam itu bisa menimpa siapa saja, dan Sheyra juga tahu, kalau kecelakaan semacam itu tak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Yang tidak Sheyra sangka adalah jika ternyata semua benar-benar terjadi pada suaminya.

Sheyra menghela nafas pelan sambil menumpu kepalanya di dada Davin. Biarpun tangisnya sudah usai, tapi rasa sedih Sheyra belum juga pudar. Entah ini berlebihan atau tidak, tapi dia benar-benar takut terjadi sesuatu yang lebih buruk pada Davin.

Sheyra mengangkat kepalanya lagi, dia pandangi wajah suaminya dari dekat sambil dia usap perban di kening Davin dengan lembut. Akhirnya Sheyra bisa rasakan yang Davin rasakan saat dia jatuh dari tangga kemarin. Khawatirnya, sedihnya, takutnya, akhirnya Sheyra tahu kenapa Davin rela merepotkan dirinya demi mendapati ketenangan.

"Ganteng banget ya suaminya, sampai dilihatin terus"

Sheyra tersentak, reflek menjauh dari wajah sang suami dan bangkit duduk membelakanginya. Lalu, tawa Davin terdengar menyebalkan, apalagi saat tangan suaminya itu mulai merangkul perut Sheyra sambil menariknya agar berbaring lagi.

"Apa sih? Aku mau bangunin Zee" protes Sheyra sambil berusaha menepis tangan Davin dari perutnya

"Sejak ada Zee, kita jadi jarang males-malesan di kasur pagi-pagi" balas Davin dengan suara seraknya

Sheyra berdecak kencang, siap untuk mengomel ala ibu-ibu. Tapi belum juga bibirnya mengeluarkan kata, Davin sudah berhasil membuat Sheyra berbaring lagi dengan melingkarkan kakinya ke kaki Sheyra sekaligus menarik tubuh wanita itu dengan satu tangannya. Dia mengungkung sang istri dengan kaki dan tangannya sekaligus.

"Udah, nggak usah dibahas. Kamu ngomel mulu kalau Mas bahas itu" ucap Davin

Sheyra berdecak lagi, "Lepas ah!"

"Cium dulu suaminya! Tadi ngelihatin lama banget kirain mau nyium, ternyata nggak dicium-cium, padahal udah ditungguin" ujar Davin yang malah semakin membuat Sheyra memberontak

"Lepas! Lepasin nggak?" berontak Sheyra

"Enggak" jawab Davin santai

"Lepas atau aku cuekin Mas seharian? Pilih!" ketus Sheyra kesal

Davin tampak berpikir, dan itu semakin membuat Sheyra kesal. Davin sengaja memberikan gestur berpikir, karena dia tahu Sheyra tidak akan mendiamkannya di tengah keadaannya yang terluka begini.

Karena terlalu lama berpikir, Sheyra berdecak lagi sambil memalingkan wajahnya. Jadi, Davin mengambil kesempatan itu untuk mencium pipi istrinya beberapa kali sampai Sheyra sudah mirip orang kesurupan sekarang.

"Lepasin! Mas Davin!" berontak Sheyra sambil terus berusaha menyingkirkan tangan dan kaki Davin dari tubuhnya

"Sayang gitu loh. Mas Davin, Mas Davin mulu" balas Davin datar

"Lepasin! Pilih lepasin atau aku cuekin seharian?" ketus Sheyra lagi, mengulang pilihannya

Akhirnya, Davin mengendurkan jeratan kaki dan tangannya di tubuh sang istri yang semakin berantakan. Rambut Sheyra yang memang berantakan karena baru bangun tidur itu jadi semakin berantakan karena tingkah Davin barusan.

"Sebenarnya Mas tahu kamu nggak akan cuekin Mas seharian, tapi kasian Zee pasti udah bangun" ujar Davin

Sheyra menghela nafas kesal, dia rapihkan rambut panjangnya sedikit dengan jemarinya. Davin jadi diam sejak Sheyra dilepaskan, dan itu membuat Sheyra menoleh lagi ke belakang. Akhirnya, dia maju untuk memberikan hadiah berupa kecupan selamat pagi di bibir sang suami.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang