22. Histeris

34 5 0
                                    

Prosedur kuretase atau pembersihan rahim dari sisa jaringan janin telah selesai dilakukan. Sengaja Davin minta Dokter untuk memberikan bius total pada Sheyra, Davin hanya merasa itu satu-satunya jalan agar Sheyra tidak trauma.

Setelah prosedur itu, Sheyra masih harus menjalani proses pemasangan gips di pergelangan kakinya yang retak. Itupun masih dalam keadaan tak sadarkan diri, Davin lagi yang memintanya.

Sekarang, satu jam setelah semua prosedur itu selesai, Davin hanya mampu menatap istrinya penuh kepiluan. Air matanya saja sudah hampir habis, bagaimana dengan Sheyra nanti. Hatinya saja hancur, bagaimana dengan Sheyra nanti.

Tadi, saat tengah hancur-hancurnya, Davin akhirnya hubungi Seruni. Dia mintakan pertolongan pada ibu mertuanya itu untuk segera datang, Davin tidak sanggup, Davin tidak sanggup menghadapi Sheyra. Tapi Seruni pun butuh waktu untuk datang, Davin tetap harus menghadapi Sheyra sendirian.

Davin tengok jam di dinding ruangan, sudah hampir terbit matahari. Ingatannya tiba-tiba berputar pada saat dimana Zee terlahir, tepat saat matahari terbit. Kini, di saat matahari terbit, Davin harus sampaikan kabar duka pada sang istri.

Perlahan, jemari Sheyra dalam genggaman Davin itu bergerak lemah. Davin memandanginya sambil merasakan setiap pergerakannya. Hingga, perlahan kelopak mata Sheyra terbuka. Davin langsung menyambutnya dengan senyum terbaiknya, walaupun dalam hatinya sudah akan menangis lagi.

"Mas..." lirih Sheyra

"Iya, sayang. Mas di sini" jawab Davin sigap

"Kenapa? Aku kenapa?" tanya Sheyra langsung

Davin terdiam, pertanyaan itu tak sanggup dia jawab. Jadi, Davin hanya bisa belai lembut kening Sheyra sambil berikan sebuah kecupan di sana. Hal itu malah membuat Sheyra bingung dan mulai menebak.

"Mas" panggil Sheyra lagi

"Iya" sahut Davin bergetar

"Aku cuma jatuh, kan? Kenapa bisa sampai di rumah sakit begini?" tanya Sheyra lagi sambil dia berusaha bangkit duduk

Davin ikuti Sheyra, dia turut berdiri. Hingga Sheyra mengaduh merasakan sakit di pergelangan kakinya. Seketika suara desahan Sheyra terdengar saat dia lihat kakinya sudah berbalut gips.

"Kaki aku kenapa?" tanya Sheyra lagi

"Kaki kamu retak, jadi harus di gips" jawab Davin pelan

"Itu aja kan? Kenapa berlebihan banget sampai harus dirawat?"

Davin diam lagi, dia bingung harus mulai dari mana. Malah dalam relungnya mulai menyusun skenario untuk menyembunyikannya saja dari Sheyra. Toh kehamilannya belum dipastikan, bisa Davin biarkan dirinya saja yang tahu tentang ini. Tapi, sepintar-pintarnya dia menutup bangkai, pasti akan tercium juga. Kekecewaan Sheyra akan semakin menggunung kalau dia tahunya terlambat.

Hati Davin mulai berperang, satu sisi meyakinkan dan sisi lainnya melarang. Davin bisa perkirakan bagaimana reaksi Sheyra jika dia mengatakan yang sesungguhnya, dan Davin tak sanggup melihatnya, tidak akan pernah sanggup.

"Mas" panggil Sheyra

"Hm?" sahut Davin pelan

"Aku nggak hamil, kan?" tanya Sheyra

"Sayang" lirih Davin

Sheyra tertawa getir, "Nggak kan? Aku nggak hamil, kan?"

"Shey"

"Mas Davin!"

"Mas minta maaf"

"Mas"

"Kamu hamil, tapi anak kita nggak selamat"

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang