46. Resepsi

20 4 2
                                    

Usai sesi pemberkatan, Sheyra sempat tertidur sebentar tanpa sengaja. Tak begitu lama, tapi lumayan untuk istirahat, hanya sekitar satu jam. Tapi, begitu bangun, tiba-tiba Sheyra diserang sakit kepala hebat. Dia sampai tak sanggup berdiri dari ranjang.

Padahal semalam dan seharian tadi, Sheyra sudah benar-benar nyaman dengan badannya. Sekarang, tanpa sebab, tiba-tiba kepalanya terasa begitu berputar dan berat. Biar begitu, dia tetap harus keluar dari kamar karena Tiara sudah menghubunginya untuk mengecek venue.

Sheyra paksakan tubuhnya untuk berdiri meskipun sedikit terhuyung, beruntung tak sampai jatuh. Bisa-bisa Davin terbangun kalau dengar dia jatuh secara tiba-tiba. Pasti Davin melarang Sheyra ikut acara kalau tahu dirinya sepusing ini, dan Sheyra tentu enggan melewatkan momen berharga Nada itu.

Sejenak Sheyra ke kamar mandi, dia mencuci muka untuk menghilangkan bekas tidurnya. Dia juga sempat merias diri sedikit karena sadar kalau wajahnya pucat. Sakit kepalanya sekarang cukup mereda, tidak semenyakitkan saat baru bangun tadi. Jadi, Sheyra masih bisa menahannya.

"Udah bangun, sayang?" tanya Davin dengan suara seraknya begitu Sheyra keluar dari kamar mandi

"Iya, aku mau ke venue dulu cek anak-anak kafe ya, Mas" jawab Sheyra

Davin mengangguk lemas, karena dirinya juga baru bangun.

"Itu Zee dibangunin aja, ajak ke kamar pengantin sana. Tapi mandinya nanti sama aku aja"

"Hm, bentar, kumpulin nyawa dulu"

"Aku pergi ya, Mas"

"Hm"

Biasanya Davin paling jeli kalau sudah urusan perubahan pada Sheyra, tapi kali ini nampaknya Davin benar-benar baru bangun sampai tak sadar kalau istrinya sedang tidak enak badan. Sebenarnya karena Sheyra memoles wajahnya juga sih, agar tidak terlihat pucat.

Beruntungnya Sheyra, sakit kepalanya berangsur hilang seiring dia beraktivitas kesana-kemari. Bahkan Sheyra sampai lupa kalau tadi dia hampir tak bisa bangun karena saking pusingnya.

Tadi, Tiara mengubunginya karena ingin meminta pendapat tentang penataan kue dan makanan ringan lainnya. Tamu untuk resepsi nanti malam itu dua kali lipat lebih banyak dari tamu saat pemberkatan, jadi Tiara butuh pendapat Sheyra masalah peletakannya agar mudah dijangkau.

"Ini udah semua yang di sini, Ra?" tanya Sheyra pelan

"Yang risol dan teman-temannya masih dalam perjalanan, Kak" jawab Tiara

Sheyra mengangguk-angguk, "Penataannya udah aman kok menurutku. Nanti tamu kan bisa ambil urut dari sini ke sana. Kalian stand by ya, siapa tahu nanti butuh restock"

"Iya, siap, Kak. Tapi kalau stock kita habis gimana?" tanya Tiara akhirnya mengatakan kekhawatirannya

Sheyra mengembangkan senyumnya, "Bagus dong kalau habis, nggak perlu diisi lagi nggak apa-apa"

"Okay"

Tak lama dari itu, tiba-tiba ada tangan mungil yang menabrak kaki Sheyra. Sheyra tersentak dan langsung menunduk, dia mendapati Zee yang menjadi pelakunya. Seketika Sheyra lega, tadi dia panik kalau ada orang iseng.

"Ibu kaget loh" ujar Sheyra sambil mengusap kepala Zee

Zee mendongak, lalu tertawa bahagia seperti misinya berhasil.

"Ayah mana?" tanya Sheyra

"Tuh" ujar Zee sambil menunjuk Davin yang tengah bicara dengan Jevan di dekat pintu ruangan

"Itu ada baby boy, Zee nggak mau ajak main?"

"Mau"

"Ayo, sama Ibu!"

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang