08. Melepaskan

26 2 0
                                    

Keesokan harinya, beruntung kondisi Davin sudah membaik. Demamnya sudah turun, tinggal pening kepalanya saja katanya. Niatnya, tadi pagi Davin ingin ke kantor. Tapi rupanya Sheyra malah tak membangunkannya. Davin mendesah pelan, pasti istrinya itu sengaja.

Perlahan, Davin menyibak selimut yang memeluk tubuhnya, lalu menyentuhkan telapak kakinya ke lantai. Sudah terlalu terlambat kalau Davin paksakan tetap ke kantor hari ini. Belum lagi dia harus menghadapi omelan Sheyra kalau memaksa ke kantor. Baiklah, mungkin ini memang kesempatannya untuk istirahat lagi.

Langkah Davin terajut untuk ke kamar mandi, dia sambar handuk kering yang tersampir di dalam sana. Lalu, memulai langsung mandinya. Sheyra sudah tidak di kamar sejak tadi, entah apa yang dilakukannya, pasti sudah banyak kegiatannya di luar kamar.

Usai mandi, Davin belum juga menemukan Sheyra di kamar. Jadi, dia putuskan untuk menengok ke kamar Zee di sebelah. Zee juga sudah tidak ada di sana, kasurnya juga sudah rapih.

Pilihan terakhir Davin adalah turun ke lantai satu. Benar, di sana dia lihat dua perempuan kesayangannya yang tengah bercengkerama. Sheyra tengah memindahkan wadah-wadah lauk ke meja makan, dan Zee dengan cerianya mengekori ibunya.

"Yayah!" seru Zee begitu melihat sang ayah mendekat

Sheyra mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah lari anaknya, rupanya Davin sudah tampil lebih segar. Padahal barusan dia ingin membangunkannya. Suaminya itu sudah bahkan sudah selesai mandi.

"Kok kamu nggak bangunin Mas sih?" tanya Davin yang sudah menggendong Zee dan mendekat ke Sheyra

Sheyra memutar bola matanya malas, "Kenapa? Mau ngajak berantem?"

"Siapa yang ngajak berantem coba? Mas cuma nanya, sayang" ujar Davin yang kemudian memberikan kecupan di pelipis Sheyra

Sheyra ini memang sensitif sekali kalau Davin sudah bertanya demikian di hari kerja. Setiap Davin sakit, hampir pertanyaan itu yang selalu jadi bahan bertengkar mereka. Davin yang merasa sudah sembuh dan sudah mampu ke kantor versus Sheyra yang ingin Davin sembuh total dulu.

"Ya udah, sarapan dulu!" ujar Sheyra sambil menarik kursi milik Davin

"Zee mau disuapin Ayah atau Ibu?" tanya Davin pada Zee

"Sama Ibu aja ya? Biar Ayah cepet selesai, nanti langsung minum obat" sela Sheyra sebelum Zee menjawab

"No no, Yayah" balas Zee dengan nada memelas dan menyandarkan kepalanya di pundak sang ayah

Sheyra mengulum bibirnya sambil menghela nafas, sesi manja Zee dengan ayahnya dimulai. Bisa dipastikan, Sheyra akan jadi orang ketiga seharian ini. Zee pasti tidak akan ingat dengannya, apalagi Davin yang seharian ini memang tidak akan kemana-mana.

Tanpa menjawab lagi, Sheyra langsung berlalu dari meja makan untuk mengambil kursi makan khsusus untuk Zee. Dia juga mengambil piring kosong dan piring khusus milik Zee, baru kembali lagi ke meja makan.

Sebelum mulai makan, Sheyra yang menata semuanya. Porsi makan Davin dan Zee dia yang mengaturnya. Lalu, baru miliknya yang terakhir. Saat bertiga, prioritas Sheyra memang bukan dirinya sendiri.

"Aku mau jenguk Nathan ya hari ini?" ujar Sheyra membuka obrolan

Davin menoleh, "Jam berapa?"

"Nanti siang kayaknya, pas Zee tidur siang, jadi Mas nggak begitu repot jagainnya" jawab Sheyra

"Loh? Sendiri? Nggak sama Mas aja?" tukas Davin

"Mas kan masih harus istirahat, belum sembuh bener kan? Abis ini minum obat lagi ya?" balas Sheyra sambil dia usap kening Davin

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang