42. Vendor Katering

19 3 0
                                    

Hari kedua Seruni di rumah anak dan menantunya itu diisi dengan pemandangan ruang tengah berantakan oleh ulah Zee dan kedatangan Nada dengan berbagai buku yang Seruni sendiri tak tahu itu apa.

Yang samar-samar Seruni dengar hanyalah Nada banyak meminta pendapat Sheyra tentang persiapan pernikahannya yang sudah sangat mepet. Sepertinya ada beberapa masalah yang mengharuskan Nada menarik peran Sheyra juga.

Davin sejak tadi juga diam saja sambil menemani Zee bermain, dia tak paham dengan hal-hal yang dibahas istri dan adiknya. Karena hampir 80% persiapan pernikahannya dulu itu dia terima jadi, yang berperan penuh adalah para ibu dan Sheyra. Dia tidak pernah dipercaya untuk ikut andil.

"Aduh, aku takut banget kalau nggak bisa, Kak" ujar Nada cemas

Sheyra menghela nafas pelan, "Berapa sih tamu kamu, Nad?"

"Buat pagi pemberkatan itu sekitar 200 orang, malamnya resepsi itu 500 orang karena ada kerabat orang tuanya Mas Nat juga" jelas Nada

"Kenapa sih? Mas pengen tahu juga dong" sela Davin sambil menyandarkan dagunya di pundak Sheyra

"Vendor katering yang udah di DP sama Nada tiba-tiba nggak menyanggupi di tanggal itu, Mas. Dan dikabarinnya udah mepet gini" jelas Sheyra singkat

Davin mengernyit sambil mengangkat kepalanya dari pundak sang istri, "Lah kalau nggak bisa kenapa diterima DP nya di awal?"

Nada berdecak pelan, "Itulah Mas kenapa aku kesel banget"

"Udah bukan waktunya marah-marah, mending cari solusinya" sela Sheyra

"Kak, ini bukan cuma makanan beratnya aja loh, snack juga. Ya ampun, aku pusing banget" rengek Nada sambil menyandarkan kepalanya di sofa

Suasana diam seketika tercipta. Sheyra memandangi sebuah kertas berisi tabel menu-menu apa saja yang sudah Nada sepakati dengan vendor tersebut. Rasanya untuk mencari vendor lagi itu malah buang-buang waktu, bukan mudah mencari vendor di waktu yang sudah mepet begini.

"Mas Nat. Bentar, kak" ujar Nada saat menyadari kalau ada telefon masuk ke ponselnya

Nada beranjak dari duduknya lalu melangkah ke arah meja makan, dia bicara entah apa dengan Nathan, tapi dari raut wajahnya tampak dia mendapatkan kabar baik. Sampai begitu kembali ke ruang tengah dia sambil berlari saking senangnya.

"Kenapa? Dapet?" tanya Davin datar

Nada duduk kembali di lantai, di sebelah Sheyra dengan raut bahagianya, berbeda sekali dengan yang tadi. "Dapet, tapi mereka cuma menyanggupi makanan berat sama booth makanan tradisional aja. Buat kue-kue sama snack gitu mereka nggak bisa"

"Nggak test food lagi?" tanya Sheyra meyakinkan

Nada menggeleng, "Udah capek aku, Kak. Ini dari kenalannya seinor Mas Nat di radio, aku percaya kok"

Sheyra mengangguk-angguk, "Okay, satu udah selesai"

"Tinggal snack, aku pesen ke mana ya?" ujar Nada

Sheyra turut terdiam. Dia sebenarnya sudah menimbang akan menawarkan diri, tapi dia juga ragu kalau Davin akan menyetujuinya. Daripada sulit Nada mencari tempat pemesanan snack sebanyak itu, bukannya lebih baik Sheyra mengerahkan semua karyawan kafe untuk menanganinya. Mereka juga berpengalaman masalah kue-kue kecil.

Sebenarnya lagi, Sheyra sudah sempat membahas ini dengan Nada. Tentunya Nada bersemangat dan setuju, tapi begitu Sheyra bilang kalau bisa saja Davin tak setuju, dia langsung lemas lagi. Jadi, sekarang, Nada menatap Sheyra penuh harap. Dari tatapan itu, Sheyra menangkap kode bahwa dia memang harus bicara pada Davin.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang