47. Sebuah Harapan

29 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sheyra tahu kalau Davin pasti akan marah, apalagi setelah ketahuan kalau dirinya menyembunyikan sakitnya itu sejak sore hari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sheyra tahu kalau Davin pasti akan marah, apalagi setelah ketahuan kalau dirinya menyembunyikan sakitnya itu sejak sore hari kemarin. Terkadang, Sheyra memang menganggap khawatirnya Davin itu berlebihan, tapi saat barusan Davin bertanya demikian padanya, Sheyra ingin lantang mengatakan bahwa itu tidak benar.

Hanya berjarak sekitar 15 menit dari pesan terakhir dikirimkan, akhirnya Davin sampai ke kamar dengan sepiring nasi goreng lengkap dengan lauk dan minumannya. Wajah Davin datar sekali, membuat Sheyra  yang tengah duduk di atas kasur langsung menunduk takut.

"Makan sendiri atau disuapin?" tanya Davin datar

"Aku udah nggak sepusing semalam, tinggal dikit pusingnya" jawab Sheyra sambil mendongak

"Nggak nyambung" sahut Davin

"Sengaja, biar Mas tahu keadaan aku"

Davin mendesah pelan, dia meletakkan nampan berisi makanan itu di nakas samping Sheyra. Lalu, dirinya duduk di hadapan sang istri. Kalau boleh jujur, Davin marah sekali pada Sheyra yang entah sudah berapa kali tidak jujur tentang kondisinya yang sakit. Tapi mana bisa Davin memarahi istrinya yang lemas itu?

"Beneran udah nggak pusing?" tanya Davin lembut sambil dia usap sisi wajah Sheyra

Sheyra mengangguk, "Udah lebih enteng dibanding yang semalam"

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang