11. Berantakan

32 5 0
                                    

Malam ini semakin suram lantaran Sheyra yang tiba-tiba muntah usai makan malam. Tidak jauh berbeda dengan keadaannya sejak pagi tadi, apapun makanan rasanya ditolak mentah-mentah oleh perutnya.

Beruntung, kondisi Zee sudah jauh membaik. Dia sudah mau bermain lagi dengan sang ayah. Jadi, Davin berusaha terus membuat Zee bahagia, agar malamnya Zee memilih dirinya untuk menemaninya tidur.

Tubuh Sheyra semakin lemas, dia hanya bisa duduk bersandar di sofa sambil memperhatikan Zee dan Davin yang asyik bermain. Hati Sheyra terasa hangat sekali saat dia dengar Zee tertawa lagi, seharian ini Zee lebih banyak menangis dibanding tertawa.

Hingga malam semakin larut dan Zee perlahan pindah duduk dari di lantai ke pangkuan Davin. Tangan mungilnya itu mulai mengusap-usap mata. Sheyra tersenyum tipis melihatnya, Zee pasti sudah mulai mengantuk.

"Yayah" panggil Zee pelan

Davin menunduk, "Kenapa, sayang?"

"Bobo" jawab Zee pelan

"Bobo sama Ayah?"

Zee mengangguk imut. Sheyra menghela nafas lega, dia rasa memang lebih baik Zee tidur bersama Davin dibanding dirinya untuk saat ini. Sheyra tidak mau kalau sampai Zee lihat dirinya yang tengah sakit ini.

"Pamit dulu sama Ibu" titah Davin

Balita itu menoleh ke arah sang ibu di sofa, lantas dia bangkit dan menghampirinya. Sheyra langsung menegakkan duduknya dan memberikan kecupan selamat malam di kedua pipi Zee dan keningnya.

"Bobo sama Ayah?" tanya Sheyra pelan

Zee mengangguk.

"Ibu bikinin susu ya?" tanya Sheyra lagi

Zee mengangguk lagi.

"Pinter, anak Ibu. Zee ke kamar dulu sama Ayah, sikat gigi, cuci kaki, cuci tangan, nanti Ibu nyusul bawain susunya, ya?" tutur Sheyra

"Nite, Ibu" ucap Zee

"Good night, sayang. Jangan lupa dipakaiin diaper ya, Yah!"

"Iya, Ibu"

Setelahnya, Davin langsung menggendong Zee dan membawanya ke kamar di lantai dua. Momen Davin dengan Zee di setiap harinya itu memang tidak banyak, tapi Davin berusaha semampunya agar Zee juga mengenalnya sebagai ayah yang bisa diandalkan.

Setiap momen Davin bersama Zee itu selalu berharga dan Davin usahakan untuk membuatnya semakin berharga untuk Zee. Seperti momen sikat gigi, cuci tangan, dan cuci kaki setiap sebelum tidur ini. Davin berusaha membuatnya menyenangkan untuk Zee.

"Mana giginya?" ujar Davin sambil memegangi dagu Zee dan sikat gigi kecilnya

Zee menurut dengan melebarkan bibirnya hingga deretan gigi susunya terlihat jelas. Davin langsung menggosoknya dengan pelan sesuai yang Sheyra ajarkan padanya. Lalu, Davin menyodorkan gelas berisi air untuk Zee berkumur.

"Apa yang belum?" tanya Davin membuat permainan

"Sudah!" seru Zee merentangkan tangannya ke atas

Davin tertawa pelan, lalu dia bawa Zee kembali ke kamar. Dia langsung menjatuhkan tubuh Zee di kasur dan memakaikan diaper seperti yang Sheyra sarankan. Zee memang sudah diajarkan untuk buang air di toilet, tapi ketika tidur, dia tetap harus dipakaikan diaper.

"Pakai ini dulu, biar apa?" tanya Davin

"Popol" jawab Zee dengan kekehan imut di akhir

"Siapa yang masih suka popol?" tanya Davin seru

"Ji!" seru Zee ceria

Davin tertawa pelan. Dia sudah selesai memakaikan diaper Zee dan langsung menghujani wajah anaknya dengan kecupan-kecupan gemas. Zee asyik tertawa untuk menghindari dari kecupan sang ayah, tapi akhirnya dia menguap lebar.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang