31. Zee Demam

27 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak sakit adalah hal yang paling Sheyra hindari, makanya dia berikan semua asupan yang cukup untuk Zee selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anak sakit adalah hal yang paling Sheyra hindari, makanya dia berikan semua asupan yang cukup untuk Zee selama ini. Namun, biar begitu, namanya sakit memang ada saja datangnya. Zee selama ini memang jarang sakit, tapi sekalinya sakit ya begini.

Sejak setelah mandi dan sarapan tadi, Zee memang banyak diam. Sheyra sudah coba sodorkan beberapa mainan kesukaannya pun seolah gagal menarik perhatian. Bahkan Sheyra tawarkan untuk main di luar pun Zee hanya menggeleng lemas.

Sampai akhirnya Sheyra kepikiran untuk mengecek kening Zee, dan benar suhu tubuhnya sedikit tidak normal. Sheyra mulai cemas mengobrak-abrik kotak obat dan sayangnya tidak ada pertolongan pertama yang bisa dia berikan.

Seperti yang dibilang tadi, Zee jarang sakit, jadi obat-obatan yang Sheyra siapkan di rumah pun kebanyakan sudah kadaluarsa. Sheyra mendesah pelan, alhasil dia hubungi Davin untuk meminta bantuan.

Saat Sheyra menghubungi Davin itulah Zee mulai bangkit dari duduknya dan menghampiri sang Ibu, dia duduk melendot di tubuh sang Ibu. Zee tidak menangis, tapi setiap kali Sheyra berpindah posisi sedikit, Zee merengek protes. Sheyra coba tawarkan berbagai makanan pun Zee enggan, Sheyra tawarkan untuk pindah ke kamar pun, balita itu menggeleng.

"Sebentar lagi Ayah pulang, Zee mau minta dibeliin apa?" tanya Sheyra lembut sambil mengusap kepala Zee

Zee menggeleng pelan, malah kini bibirnya sudah merengut dan bersiap menangis. Sheyra paham, Zee tidak mampu menjelaskan rasa yang menimpa tubuhnya. Yang balita itu tahu hanyalah rasa tidak nyaman, makanya dia hanya bisa menangis.

"Sstt sstt, jangan nangis dong! Anak Ibu kan pinter, jangan nangis ya?" ujar Sheyra sambil mengangkat Zee ke pangkuannya

Sheyra hanya bisa memeluk Zee yang menangis pelan, karena dia tak punya apa-apa yang bisa digunakan untuk memberikan pertolongan. Ingin pergi sendiri belum bisa, ingin meminta tolong pada Seruni pun tidak enak. Sheyra hanya bisa menunggu Davin yang katanya sebentar lagi pulang.

"Apa yang Zee rasain, sayang?" pancing Sheyra agar Zee tenang sekaligus belajar mengungkapkan rasanya

Zee tidak menjawab, malah semakin menangis dia. Sheyra akhirnya memeluk Zee lagi, meredam tangis anaknya dengan menyandarkan kepala mungil itu di dadanya.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang