48. Adik Untuk Zee

28 3 0
                                    

Di pemeriksaan kemarin, kondisi Sheyra dan janinnya sebenarnya baik-baik saja, hanya saja ternyata Sheyra benar-benar mengalami anemia lagi. Kada hemoglobinnya dibawah angka normal seorang ibu hamil, itu juga yang memperparah gejala awal kehamilan yang Sheyra alami.

Sepanjang hari Sheyra jadi lemas dan tidak bertenaga melakukan apapun, belum lagi dirinya yang mual tak berkesudahan. Tidak ada makanan layak yang bisa masuk ke perut Sheyra, hanya sepotong roti tawar, itu pun harus dipaksa.

Davin akhirnya memutar otak, dia bertanya detail pada Sheyra tentang sebenarnya hal apa yang membuatnya mual terhadap makanan. Kalau dari penuturannya, Sheyra mual karena aroma bawang yang ada di setiap makanannya.

Sesuai dengan saran Erwin, Davin meminta Bi Asih untuk memasak tanpa bawang atau apapun yang berbau bawang. Sejenak Bi Asih berpikir, karena rasanya aneh ketika memasak sayuran ala Indonesia tanpa rempah-rempah lokal. Tapi Bi Asih menyanggupinya atas dukungan dari Seruni.

Davin sedikit lega dengan keberadaan Seruni di rumah, jadi dia bisa mengurus Sheyra dan menitipkan Zee padanya. Walaupun Sheyra seringkali minta dipertemukan dengan Zee, dan Zee juga selalu bertanya keberadaan ibunya. Tapi di kondisi yang begini, sepertinya Davin belum bisa mempertemukan mereka.

Itu pendirian Davin di awal, kemudian dia lama-lama tidak tega melihat Zee selalu bertanya dimana Ibunya. Bahkan Zee sampai menangis hanya karena ingin bertemu dengan sang Ibu. Akhirnya, di makan siang itu, Davin yang menuntun Sheyra untuk turun, dengan catatan dia tidak boleh menggendong Zee.

"Ibu!" seru Zee begitu melihat Sheyra menuruni tangga bersama Davin

"Halo, anak Ibu. Zee nggak rewel kan?" balas Sheyra sambil berjongkok di hadapan anaknya

"Ji miss Ibu" ucap Zee sambil langsung memeluk Ibunya

"Ibu juga kangen sama Zee" balas Sheyra lembut

Davin perhatikan saja istri dan anaknya saling mengutarakan rindu, karena dia pun merasa terlalu kejam sudah memisahkan mereka sejak kemarin.

"Makan dulu yuk, sayang! Nanti pelukan lagi sama Ibu abis makan" ujar Davin sambil mengusap kepala Zee

"Ayah, endong"

"Sini"

Davin bersedia menggendong Zee karena balita itu tidak bisa naik ke kursi makan khususnya sendiri, harus digendong orang lain. Jadi, Davin menggendongnya sekalian mengangkatnya ke kursi makan khusus balita.

"Bi Asih masak salmon pan seared, nggak pakai bawang-bawangan. Dan karena kamu nggak boleh makan makanan mentah, Bunda juga rebusin brokoli, kasih garem dikit biar nggak hambar" jelas Seruni begitu Sheyra sampai di meja makan

"Makasih, Bunda" ucap Sheyra

"Makan yang bener ya? Dari kemarin kamu cuma masuk roti loh, makin lemes kan" sahut Seruni

"Iya, Bun. Ini makan kok" jawab Sheyra pelan

"Keram nggak perutnya?" tanya Seruni lagi

Sheyra mengangguk, "Nggak enak perut Ara dari kemarin, beberapa kali keram juga"

"Minum air putih yang banyak, pokoknya di dekat kamu harus selalu ada air putih" tegas Seruni

"Iya, Bundaku. Ih, nggak kalah bawel dari Mas Davin"

"Kamu itu emang harus dibawelin" balas Seruni

"Udah, Bun. Kasihan, mending kita mulai makan" lerai Davin

Kalau biasanya Sheyra yang menyiapkan piring makan Davin, sekarang gantian Davin yang menata lauk Sheyra. Lauk makan Sheyra berbeda dengan lauk yang lain, karena memang dimasak khusus.

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang