Tiga

33 3 0
                                    

         Aku sudah berusaha melupakan mu  
                     Tapi kenapa, pikiran ku
                   Selalu kepada dirimu

                     Dena amarsya putri

Level tertinggi dalam mencintai
Seseorang adalah mengikhlaskan
Dia bahagia dengan pilihannya.

🌷🌷🌷🌷🌷

Bisiknya suara ombak pada sore itu mengisi keheningan di sekitar pantai dekat Dena duduk sendirian.Ia duduk sambil menatap ke depan ke arah laut yang berwarna biru.

Angin sesekali berhembus dari arah barat ia membiarkan angin menyapa senang kulitnya dan menerbangkan helai demi helai rambut panjangnya.

Dena duduk di tepi pantai, pantai adalah tempat favorit nya, dan juga dipantai terdapat kenangannya bersama seseorang yang sangat dia cintai.

Dena juga menatap kosong pantai itu tanpa terasa dia menitikkan air matanya. Dia begitu merindukan sosok itu.Seberapa kerasnya dia melupakan Cinta pertamanya tapi sekeras itu juga bayang-bayang mereka bersama muncul di pikirannya.

Pikiran Dena selalu tertuju pada dia.Dia takut usahanya melupakan Cinta pertamanya selama 2 tahun ini sia-sia.

Selama 2 tahun pula dia merasakan sakit di hatinya melihat cowok yang sangat dia cintai bersama pasangannya.

Tanpa terasa air matanya menetes di pipinya.Air mata itu jatuh tanpa di perintah.Tak ada Isak tangis dari Dena.Dia hanya menangis dalam diam sambil menikmati angin yang menembus kulitnya.

Dia juga menikmati sunset pada sore yang menjelang malam ini.Banyak perempuan yang seusianya bersama pasangannya tertawa terbahak-bahak.Karna sang cowok yang melempar air pantai pada sang cewek.

Dia ikut tersenyum bukan senyum manis melainkan senyuman yang menyedihkan.

Tanpa Dena sadari ada seseorang  yang memperhatikannya sedari tadi, dia melihat gadis cantik dengan pipi yang sedikit berisi dengan memakai pakaian dress yang berwarna kesukaan gadis itu, yaitu putih.

Sosok itu selalu mengawasi Dena dari jauh.Selama 3 tahun lebih Dava selalu mengawasi Dena tanpa gadis itu sadari.

Bahkan hal-hal kecil saja Dava mengetahuinya.

"Sampai kapan lo bisa ngelupain dia de? Apa lo gak ingat apa yang udah dia lakuin ke lo?" Batin laki-laki tampan itu.

"Gue sakit ngeliat lo kayak ngini de".
Tanpa menunggu lama lagi laki-laki itu pun
Menyusul Dena ke tepi pantai itu.

"Ngapain lo disini? "Dena yang mendengar suara yang sangat familiar itu pun, cepat-cepat menghapus air matanya.

Lalu laki-laki itu pun duduk di samping Dena" hehe Dava, itu gue cuman bosan aja dirumah"

Dena  mengucapkan itu tersenyum, tapi dapat Dava liat gadis cantik itu hanya berbohong, Dena pintar menyembunyikan kesedihan nya, tanpa ada yang mengetahuinya.Dan tidak ada satupun orang mengetahui bahwa hidup nya sangat sengsara.

"Dari pada kita cuman liat pantai doang mending kita selfie. Nanti gue potoin deh, itu langit nya lagi bagus"

"Ngimana ya" Dena masih berfikir atas ucapan Dava tadi, dengan mengetuk-ngetuk  dagunya mengunakan jari telunjuk di sebelah kanan. "hm, boleh deh".

Dava& DenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang