Tiga Puluh

10 2 0
                                    

🌷🌷🌷🌷🌷

Dena berjalan di koridor kelas sendirian.Dia menolak ajakan dari Dava untuk berangkat sekolah bareng alasannya dia sudah datang terlebih dahulu

Perempuan itu sampai di kelasnya jam 6 pagi di kelas hanya ada beberapa orang karna itu belum bel masuk.

Mata Dena sembab dia juga menangis semalaman Karna dia begitu merindukan Diva adeknya dan juga menangisi nasibnya.

Dena menelungkupkan wajahnya di meja,Dia ingin tidur sekejap.

"Kamu kenapa de?,Kamu sakit?"Ujar Shifa yang baru datang.

Shifa menunggu Dena menjawab pertanyaannya tapi perempuan itu belum kunjung juga menjawab.

Membuat Shifa berpikir negatif."Dena kamu kenapa?"Ujar Shifa menggoyang-goyangkan badan Dena.

Dena yang di goyang-goyang kan badannya terusik.Dia menatap Shifa dengan pandangan khas bangun tidur.

Dena mengucek-gucek matanya dan  menatap Shifa dengan alis mengerut.

"Kamu siapa!?"Ujar Shifa berteriak.

Dena yang mendengar itu masih mematung karna nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul.

Orang-orang di luar kelas yang mendengar teriakan Shifa ikut masuk kedalam kelas.

"Kenapa Lo teriak-teriak gitu"Ujar Fira menghampiri Shifa dengan berlari.Suara gadis itu terdengar jelas.

"It-itu siapa?"Ujar Shifa menunjuk Dena.

Fira melihat arah tangan Shifa dia memelotkan matanya."What Dena,Lo kenapa?"Ujar Fira menghampiri Dena.

Dena mengkerut kan keningnya tak mengerti."Gue kenapa"Tanya Dena pada dirinya sendiri.

"Lo sehat?"

"Sehat"Ujar Dena.

Dava dan teman-temannya datang ke dalam kelas karna bel sudah berbunyi.

Mereka yang melihat banyak orang di tempat duduk Dena langsung berlari ke situ.

Dava membelah kerumunan,Dia menatap Dena yang sedang duduk mematung.

Dava melihat mata gadisnya tambah sembab dari kemarin dan juga rambut perempuan itu masih di gerai.Dena juga masih memakai masker.

"Dena,Kenapa Va.Kok gak kayak biasanya"Ujar Juan berbisik pada Dava yang di sebelahnya.

Dava langsung manarik tangan Dena untuk membawa perempuan itu ke UKS.Dena yang di tarik hanya bisa pasrah dia tidak memiliki tenaga lagi.

"Kenapa Dena Fir"

Fira menoleh pada Aksa"Gue juga gak tau Sa tadi gue datang kondisi Dena emang kayak gitu".

"Gak biasanya gue liat Dena kayak gitu"Ujar Zaki berfikir

Mereka yang mendengar ucapan Zaki mengangguk.

Mereka berpapasan dengan Renda di koridor bersama temannya.

Renda menatap adeknya pasalnya dia tidak melihat Dena pagi tadi ia hanya melihat Dena waktu perempuan itu di pukul ayah mereka.

Sedangkan Dena yang di tatap hanya pura-pura tidak melihat Renda dia berjalan bersama Dava seolah-olah Renda dan juga temannya tidak ada di situ.

"Itu adek Lo bukan Ren"Ujar Bizar.

"Hm"

"Kok gue liat dari mata adek Lo tadi pas geliat Lo sekilas hanya ada tatapan kebencian ya,Dan juga biasanya Dena kalau ketemu Lo pasti senyum atau nyapa Lo"Ujar Bizar berfikir.

Dava& DenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang