Dua puluh satu

16 2 0
                                    

Setiap kehidupan pasti akan ada yang
Yang namanya masalah,masalah itu di
Hadapi bukan di hindari.
Dava Putra Pratama

Ekor mata Dena selalu melihat makanan yang dimakan Dava.

Dava yang melihatnya jadi tidak tega.Dia tau Dena mau Snack itu tapi gadis itu terlalu gengsi.

Dava menyerahkan semua Snack itu pada tangan Dena dan menyisakan Snack yang dia makan tadi.

Dena mengerut keningnya."Ambil aja gue udah kenyang"Padahal itu hanya akal-akalan Dava untuk bisa mendapatkan maaf dari Dena.

"Gak gue gak mau".Tolak Dena

"Gue maksa"

"Gue gak mau"Ujar Dena masih kukuh pada pendiriannya.

"Gue maksa!".

Dena yang melihat tatapan Dava langsung mengambil Snack itu.

"Yaudah kalau maksa".Dena langsung membuka Snack yang di berikan Dava padanya.

Mata perempuan itu membinar.Dena langsung memakan Snack itu tanpa mempedulikan Dava yang melihatnya keheranan.

"Katanya kenyang"Ujar Dava dengan menahan senyumannya

Dena tidak mempedulikan ucapan Dava dia melanjutkan memakan Snack itu sampai tak tersisa.Makanan bisa mengembalikan mood nya yang berantakan.

Setalah hampir 4 jam lama nya di bus akhirnya mereka tiba di tempat  perkemahan.

Mereka harus berjalan sekitar 30 menit baru sampai di lokasi itu.

Dena mengambil tasnya,Tapi perempuan itu kesusahan untuk mengambilnya.Bahkan Dena sampai berjinjit untuk bisa mengapai tasnya.

Dava yang melihat itu kembali tertawa kecil.

"Udah tau pendek,Gak minta tolong lagi"Ujar Dava membantu Dena mengambil tas perempuan itu.

Dena langsung bergegas pergi tanpa mempedulikan ucapan Dava setelah Dava memberikan tasnya.
Tasnya yang di sandang Dena tidak terlalu berat.

Dena langsung pergi mencari teman-temannya.Perempuan itu mengenderkan pandangannya.

"Dena sini"Ujar Shifa melambaikan tangannya pada Dena.
Dena langsung pergi ke tempat Shifa.

"Lo berantem sama Dava"Ujar Fira yang begitu penasaran

"Gue baru tiba,Bukanya di kasih minum atau apa.Malah nanya tentang si Dava". Ucap Dena menatap temannya kesal.

"Hehe"Ujar Fira sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya,Gue berantem sama dia".

"Kenapa"Ujar Fira dan Shifa kaget.Perempuan itu baru jadian satu hari masa sudah ada percekcokan.
Kan aneh.

Tidak seperti pasangan pada umumnya,biasanya pasangan lain tidak seperti itu.

"Tanya aja sama Dava". Ucap Dena yang tak mau menjawab pertanyaan Fira,mulutnya untuk sekarang malas untuk berbicara.

"Anak-anak ayo berbaris kita akan mendaki terlebih dahulu baru kita tiba di tempat perkemahan"Ujar buk Dinda.

"Iya bukk"Ujar mereka serentak.
Mereka berbaris sesuai dengan kelas masing-masing.

"Kalian jangan sampai berpisah ya,Dan juga jalannya pelan-pelan soalnya.Tanahnya licin".Ucap buk Dinda memberitahukan kepada siswa-siswinya

"Ibuk dan pak Budi akan memandu kalian.Ibuk bersama pak Budi akan di depan.Dan untuk kalian yang laki-laki ada yang separuh di depan dan separuh lagi di belakang.Untuk menjaga teman kalian yang perempuan".

Dava& DenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang