• ⟡ 「 𝟓𝟎 - 𝐒𝐞𝐦𝐛𝐮𝐡 」 ⟡ •

1K 150 12
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Beberapa hari sudah berlalu sejak Halilintar sadar. Sudah beberapa hari juga Halilintar mengurung diri dikamar. Ia tak mau bertemu dengan siapapun, ia hanya akan keluar jikalau ada yg membuatnya merasa tidak nyaman atau terganggu.

Hubungannya dengan semua orang juga mulai merenggang. Apalagi sejak ia mengatakan hal-hal menusuk terhadap mereka. Tetapi meskipun begitu, semua orang masih peduli dengannya. Karena mereka tau, Halilintar melakukan semua itu tanpa ia sadari. Itu hanya karena efek, efek dari racun yang sangat membuat mereka muak.

Ia pun hingga saat ini masih berdiam diri di kamarnya, enggan untuk bertemu dengan siapapun. Pikirannya benar-benar kacau. Racun yang berada didalam tubuhnya membuat otaknya merasa seperti memiliki dua sisi.

Satu sisi adalah sisi Halilintar, jiwa sebenar dari tubuh itu.

Lalu sisi lainnya, adalah sisi ketidaksadaran dari racun itu, sisi yang berhasil mempengaruhi pola pikir dari si pemilik tubuh.

Tetapi, meskipun pikirannya sedang kacau. Ia tetap bersikap normal. Bukan normal kayak biasanya, cuma kayak ia lagi baik-baik saja. Hanya sikapnya saja yang berubah.

Halilintar benar-benar seperti orang lain. Jiwanya seperti digantikan oleh jiwa lainnya.

Sekarang, ia menjadi pribadi yang lebih tegas. Tak segan-segan menyerang orang lain. Bahkan semua orang hampir ingin ia bunuh.

Tapi sepertinya..

Semua itu akan berakhir hari ini..

Karena racun yang berada di tubuhnya sudah sepenuhnya menghilang. Hari ini, ia berhasil mendapatkannya seluruh kesadarannya kembali.

"Ugh.."

Halilintar membuka matanya perlahan, ia ingin langsung bangun. Tetapi tidak bisa, karena kepalanya merasakan sakit yang luar biasa.

Setelah beberapa saat, akhirnya rasa sakit itu menghilang. Halilintar pun segera bangun dari tidurnya. Ia terduduk di pinggir kasur.

Irisnya bergulir memperhatikan seluruh kamarnya.

'Berantakan' Itulah satu kata untuk mendeskripsikan kamarnya.

Halilintar pun tersentak, sejak kapan kamarnya jadi seberantakan seperti ini? Bukankah ia suka dengan kebersihan?

Halilintar pun mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi terakhir kali.

Ingatan terakhir yqng ia ingat adalah saat ia terbangun di kamarnya, kemudian ada seseorang yang mengetuk pintunya. Setelah itu ia pun tidak ingat apapun lagi, hingga ia bangun saat ini.

Hm.. sepertinya Halilintar jadi pikun sekarang.

• 「⟡」 •

Uhh..

Astaga.. berantakan sekali kamarku ini.. perasaan terakhir kali aku lihat masih bersih deh.. kenapa sekarang jadi berantakan begini?

Apa ada pencuri? Ehh? Tapi masa ada yqng berani mencuri di markas Tapops? Langsung ketangkep gk sih pencurinya?

Uhh.. terus kenapa nih aku? Kok pusing banget.. perasaan yang luka itu perutku, bukan kepalaku.

Eh? Tapi perutku udah gk sakit lagi nih. Hm.. kalo udah gk sakit.. berarti udh cukup lama aku tidak sadarkan diri kan?

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang