Food hunter

32 6 2
                                        

"Nama tokoh, konflik
Ataupun cerita adalah fiktif.
Jika terjadi kesamaan itu murni kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
...

Written by Yadyaapasya

🤝

22-06-2055

Setelah satu Minggu dari kabar virus tersebar, beberapa warga nekat keluar rumah membobol rumah lain yang tak berpenghuni menggarap kebutuhan pokok yang ada di dalamnya

Dimas sudah mulai kebingungan karena stok beras dan mie instan di rumah Muti hanya cukup untuk dimakan 1 kali lagi oleh 7 orang pemuda itu

Heni menepuk bahu Dimas, merasakan hal yang sama sebagai penanggung jawab dapur

"Bingung gue Hen, mana si Bella ngeluh mulu gegara mie instan" gumam Dimas sembari menatap 4 bungkus mie instan terakhir di kitchen set minimalis dapur Muti

"Khayran juga seringnya gak makan kalau lauknya mie instan terus, buah apel yang dia bawa di hari pertama juga udah abis"
Sahut Heni sama bingungnya

"Babeh sama enyak gue pasti prihatin juga sih kalo mereka tau gua tiap hari makan mie instan, mana 4 bungkus buat 7 orang lagi" Dimas menepuk dahinya

Mereka berdua sama-sama terdiam sampai Heni membuang nafas dengan berat

Dimas menoleh, ia bukan satu-satunya orang menyedihkan di sini.

Ia mengenal Heni sebagai mahasiswi yang tangguh. Beratnya kehidupan sudah memukul Heni dari jaman sebelum perempuan itu bisa kuliah

"Maaf ya Hen, gue gak ngehargain perasaan lo juga" ungkap Dimas tak enak hati

Heni terkekeh, "kok merasa bersalah sih Dim, perasaan gue kan urusan gue. Lagipula di dalam keadaan kayak gini siapa sih yang gak sedih" ucap Heni dengan tegar

Sean menyalakan batang rokok terakhir yang ia punya, ia bukan pecandu. Tapi pada beberapa keadaan Sean melampiaskannya pada kegiatan itu

Setelah 3 hari menggerakkan drone ke setiap rumah untuk membentuk aliansi ternyata tidak membuahkan hasil apa-apa

Dalam keadaan seperti ini manusia bisa lebih menyeramkan dari Zombie

Sosok mayat membusuk dengan kecerdasan rendah itu mau saja mencari mangsa secara bergerombol

Tapi kini manusia, tengah di uji rasa kemanusiaannya. Mereka masing-masing ingin merasa kenyang sendiri

Di sisi Sean ada Muti, Arul dan Khayran yang tengah mengutak-atik laptop dan komputer

Arul merasa ada yang janggal dari nomer telepon yang iseng padanya 3 hari lalu

Sebagai anak Teknologi informatika mungkin tidak sulit untuk mengetahui lokasi handphone orang iseng itu, tapi meski ia bisa sendiri  ia tetap di bantu oleh Muti dan Khayran

"Ini nomer baru Rul, kayaknya dia emang niat banget buat nelpon lu" ujar Muti serius

Arul mengangguk, saat ia berhasil membobol sistem handphone si orang iseng Khayran buru-buru menutup laptopnya dengan sigap

In a dead city Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang