Bus telolet

13 3 5
                                    

"Nama tokoh, konflik
Ataupun cerita adalah fiktif.
Jika terjadi kesamaan itu murni kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan ataupun menyerang dan menyudutkan pihak manapun"
...

Written by Yadyaapasya

🤝

Aldi meloncat, melayangkan tendangan pada zombie yang hampir menyerang Arul, "sadar Jing!, kita lagi di serang sekarang!" Hardiknya peduli.

Arul mengerjap berkali-kali. Ia malah terdiam menonton orang lain yang tidak selamat dari kejaran zombie.

Orang yang menuju terminal, bukan hanya mereka bertiga saja.

Posisi Sean kini menjadi yang paling depan. Ia hanya beberapa langkah lagi sampai di gerbang terminal.

Namun di balik pagar besi, para zombie sudah menyambut mereka dari dalam, dengan tangan keluar dari celah, berusaha menggapai-gapainya.

Sean menoleh kebelakang, Arul dan Aldi sudah menyusul, lalu secara bersamaan mereka menghentikan langkah.

Sama-sama kebingungan melihat zombie sebanyak itu dari balik pagar yang di kunci gembok. Bahkan pagarnya sudah terbuka sedikit akibat zombie-zombie itu terus berdesakan ingin keluar.

"Gerbang kiri!" Titah Aldi sembari lanjut berlari. Mau tak mau Sean dan Arul ikut menyusul.

Saat Aldi tiba di gerbang kiri, ia dengan sigap membuka gerbang, beruntungnya gerbang itu hanya dikunci dengan besi penahan. Jadi mereka ataupun orang yang menuju terminal bisa masuk.

Arul memberi komando saat mereka sudah di dalam terminal, "berpencar!"

Serentak masing-masing berlari ke penjuru yang berbeda, mencari sebuah bus yang bisa mereka ambil dari sana.

Di lorong bangsal yang gelap, Khayran memperhatikan langkah kakinya. Ia berjalan sepelan mungkin, agar tidak menimbulkan suara.

Dari tiap-tiap kamar, tercium bau bangkai. Meski samar Khayran tetap mencium baunya.

Jamila menjanjikan untuk bertemu di kamar mayat lantai 1, sedangkan ruang istirahat mahasiswa ada di lantai 7.

Hanya suara sunyi yang mengiringi setiap langkah Khayran, perempuan itu sesekali meremas ujung jilbabnya. Meredam rasa takut dengan cara itu.

Dia harus keluar dengan sembunyi-sembunyi, sebab ruang istirahat mahasiswa dijaga oleh beberapa tentara.

Saat pergantian shift, Khayran memanfaatkan waktu yang sempit itu untuk melarikan diri.

Dia harus segera menyampaikan pesan kode Arya pada Jamila.

Arya sepertinya sengaja menggunakan kode biner untuk menyampaikan pesannya, meski biner hanya menggunakan kombinasi angka 0 dan 1, tetap saja memusingkan bagi yang tidak benar-benar hapal.

Kode biner adalah bahasa komputer yang menggunakan angka 1 dan 0, yang mana ketika di kombinasikan, keduanya dapat menyandi sebuah huruf.

Saat di helikopter tadi, Jamila sudah memberi peta garis-garis buatannya untuk mengetahui setiap ruang di rumah sakit Jakarta central. Lalu dengan cepat, Khayran berhasil menghafalnya.

In a dead city Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang