"Nama tokoh, konflik
Ataupun cerita adalah fiktif.
Jika terjadi kesamaan itu murni kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan ataupun menyerang dan menyudutkan pihak manapun"
...Written by Yadyaapasya
🤝
Selesai Bella mencuci muka, ia menguncir rambut coklat gelombangnya. Kemudian kembali duduk di samping Sean.
Sean tidak berbicara apa-apa, ia masih sibuk dengan rokoknya.
"Gak di lanjut skincare-an nya?" Tanya Sean sembari menekan puntung rokok pada lantai hingga padam.
"Sebentar, nanti muka gua kena asep rokok"
Jawab Bella seraya membuka resleting kotak skincarenya"Lo suka genre musik-musik yang rock gitu ya?" Tanya Sean memulai penyelidikan
Bella memicingkan mata,"Kenapa?, tertarik soal kehidupan gue?"
Sean sontak terkekeh, "ya aneh aja, gaya lo sama genre musik kesukaan lo timpang banget soalnya"
"Emang cewek kayak princess gini gak boleh suka rock ya?"
"Kenapa lo ambil kesimpulan bahwa gua punya pandangan begitu ke elo?"
Bella menggeleng, "ya, orang-orang seneng aja nyinyirin gue. Dan gue rasa lo juga gak jauh beda"
"Oke, kembali ke topik. Kenapa lo suka musik genre-genre rock begitu?"
Bella tidak langsung menjawab pertanyaan Sean, ia lebih dulu meng-aplikasikan toner pada wajahnya. "Nothing special, cuma harus ada yang lebih berisik dari isi kepala"
Sean mengangguk, "menurut lo, susah gak sih dapetin kebahagiaan yang lo mau?"
Bella menoleh, "what?, ini lo ngajak deep talk ke gue?"
"I think you're a quick-witted person"
Bella terdiam, tidak banyak orang yang mau mendengarnya bicara, terlebih orangtuanya. Mereka selalu nutupin apapun dengan materi.
"Jujurly, kalo gua di tanya apakah mudah memiliki hal yang gua mau, of course jawabannya easy. But, when people ask to me, apa gue selalu bahagia because me always get what I want. Gua rasa gak selalu sih. Kadang gua dapetin semua hal, tapi gua gak bahagia. This is life not heaven, banyak hal-hal luar biasa yang kita dapetin di dunia, tapi kita tetep gak puas."
Sean kembali mengangguk, ia sedikit bingung pada bahasa Bella yang campur-campur. Tapi dia tetap mengerti.
"Kalo lo bisa ngebalikin waktu, lo mau kembali waktu umur lo berapa tahun?"
Bella terkekeh, selesai memakai serum, iya mengoleskan crim eye pada matanya. "Gua mau balik lagi pas papah gue belum lancar bisnisnya."
Sean mengerutkan keningnya, "beserta alasannya dong"
"Alasannya satu, gua mau punya temen yang benar-benar temen. Gak sekedar for fun aja. Gua mau punya circle yang tulus berteman sama gue. Not even looking at my family background"
"Lo gak seneng, bokap lo jadi anggota dewan?"
Bella terkikik cukup keras, kemudian menutup mulutnya. "Emangnya menurut lo seneng jadi anak orang yang kesalahannya selalu di sorot sama semua orang di Indonesia?, jadi anaknya orang pemerintahan itu gak enak, kalo bokap gua ada apa-apa. Pasti gue kan yang kena. Apalagi di masa sekarang"
"Kan enak lo punya privilege"
"Nah itu, orang ngasih gua privilege, karena ada maksud lain. Dan setelahnya, pasti gua juga di nyinyirin juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
In a dead city
Science FictionSudah lebih dari tiga dekade dari masa pandemi virus Corona berlalu. Kini sebuah virus baru menyebar bagai mimpi buruk di wilayah mantan ibukota negara ini. Gejala awal virus ini sangat mematikan, namun orang yang telah sempurna terkontaminasi tida...